Nilai Pembelajaran Jarak Jauh Belum Optimal, BEM KM UGM Beri Saran Ini

Farhan menyebutkan bahwa PJJ tidak dapat menjadi kebijakan yang permanen di tengah pendidikan Indonesia.

Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 07 September 2021 | 12:13 WIB
Nilai Pembelajaran Jarak Jauh Belum Optimal, BEM KM UGM Beri Saran Ini
Presiden BEM KM UGM, Muhammad Farhan. [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) menilai kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) masih belum optimal. Selain dari fasilitas penunjang yang masih minim di sejumlah daerah, PJJ juga dianggap tidak efektif mengajarkan nilai-nilai pendidikan pada pelajar.

Ketua BEM KM UGM Muhammad Farhan mengatakan bahwa saat ini pendidikan di Indonesia masih belum bisa beradaptasi di tengah pandemi Covid-19. Jika pembelajaran daring atau PJJ itu terus diterapkan bukan tidak mungkin kualitas pendidikan di Indonesia akan menurun.

"Jika Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terus diterapkan secara permanen di Indonesia, dengan kondisi tidak meratanya fasilitas pendidikan dan tidak siapnya tenaga ajar, maka kualitas pendidikan Indonesia akan menurun," kata Farhan dalam keterangannya, Selasa (7/9/2021).

Farhan menyebutkan bahwa PJJ tidak dapat menjadi kebijakan yang permanen di tengah pendidikan Indonesia. Hal itu disebabkan karena masih belum meratanya fasilitas pendidikan penunjang PJJ di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T).

Baca Juga:Dampak PJJ Membahayakan, Nadiem: Sekolah Harus Dibuka Secepatnya untuk PTM Terbatas

Ditambah lagi, ia menganggap nilai-nilai pendidikan yang sudah seharusnya diajarkan oleh peserta didik di sekolah tidak akan berjalan atau tersampaikan secara maksimal. Jika memang pembelajaran masih akan menggunakan sistem daring.

"Contohnya nilai-nilai kedisiplinan, etika, moral, dan juga nilai-nilai pendidikan lainya yang hanya dapat diperoleh secara efektif melalui Pembelajaran Tatap Muka (PTM)," ujarnya.

Pemerintah perlu bergerak cepat dan responsif lagi dalam menghadapi kondisi ini. Selain pemerataan fasilitas pendidikan, dari sisi tenaga pendidik juga harus ditingkatkan.

"Pemerintah Indonesia, khususnya pemangku kebijakan pendidikan harus melakukan pemerataan fasilitas dan pelatihan kepada tenaga ajar di Indonesia agar kualitas pendidikan di Indonesia dapat terus meningkat secara
signifikan," tuturnya.

Dalam kesempatan ini, BEM KM UGM turut memberikan evaluasi dan solusi yang bisa diterapkan oleh pemerintah. Agar nantinya pendidikan di Indonesia bisa lebih cepat untuk beradaptasi ditengah pandemi ini.

Baca Juga:Pembelajaran Tatap Muka Dimulai, Guru ini Bahagia Sampai Bersihkan Ruang Kelas

Baik yang nantinya akan diadakan penyesuaian dalam hal PTM maupun masih dengan tetap mempertahankan PJJ. Adaptasi itu diperlukan sehingga tidak menurunkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia saat ini.

"BEM KM UGM dalam hal ini merekomendasikan kepada pemerintah untuk menuntaskan Pandemi Covid-19 dengan menerapkan amanat Undang-Undang Kekarantinaan Kesehatan dengan indikator keberhasilan yang terukur atau mengadaptasikan Pendidikan Indonesia mulai dari kurikulum adaptif dan fasilitas dasar pembelajaran jarak jauh," tegasnya.

Selain itu pemerataan fasilitas dan pelatihan kepada tenaga ajar juga harus senantiasa dilakukan. Supaya kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat secara signifikan.

Tidak lupa dengan membangun infrastruktur jaringan internet yang merata di seluruh Indonesia. Khususnya untuk daerah 3T agar mampu untuk beradaptasi secara jangka panjang jika pembelajaran jarak jauh terpaksa harus diterapkan terus.

"Lalu juga mempercepat pelaksanaan vaksinasi bagi tenaga didik dan peserta dodik sebagai syarat untuk pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM)," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini