Tanpa Awan Panas, dalam Sepekan Merapi 144 Kali Muntahkan Guguran Lava hingga 2 Kilometer

Tercatat dalam pekan ini sama sekali tidak ada luncuran awan panas Gunung Merapi.

Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 17 September 2021 | 18:10 WIB
Tanpa Awan Panas, dalam Sepekan Merapi 144 Kali Muntahkan Guguran Lava hingga 2 Kilometer
Lava pijar berguguran dari puncak Gunung Merapi terlihat di Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (25/4/2021). [ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat masih ada ratusan guguran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan aktivitas tersebut tercatat tepatnya pada periode 10-16 September 2021. Tercatat dalam pekan ini sama sekali tidak ada luncuran awan panas. Kendati begitu, masih keluar guguran lava dari puncak Merapi.

"Guguran lava teramati sebanyak 144 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/9/2021).

Disampaikan Hanik, tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan pada kubah lava barat daya dan kubah tengah. Hingga saat ini volume kubah lava barat daya sebesar 1.550.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.854.000 meter kubik.

Baca Juga:Update Merapi, Kembali Melandai Hanya Keluarkan 10 Guguran Lava Dalam 30 Jam Terakhir

Lebih lanjut terkait dengan deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini juga tidak menunjukkan perubahan yang terlalu signifikan.

"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi," ucapnya.

Kendati dalam beberapa hari terakhir mulai terjadi hujan di sekitar wilayah DIY. Khusus untuk cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut.

"Tidak dilaporkan juga terjadi lahar hujan maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," imbuhnya.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Baca Juga:Update Merapi, 10 Kali Guguran Lava dalam 6 Jam Jarak Terjauh 1,5 Km ke Barat Daya

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.

Selain itu masyarakat juga diminta untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini