Pameran Gangsar Digelar, Wujud Doa 75 Seniman untuk Kepulihan Yogyakarta

Sebanyak 75 seniman lukis, kriya dan desain komunikasi visual pun ambil bagian dalam pameran kali ini.

Galih Priatmojo
Minggu, 03 Oktober 2021 | 09:22 WIB
Pameran Gangsar Digelar, Wujud Doa 75 Seniman untuk Kepulihan Yogyakarta
Pengunjung melihat karya sejumlah seniman Kota Yogyakarta dalam Pameran Gangsar di JNM, Sabtu (02/10/2021). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Yogyakarta mulai pulih dari pandemi yang berkepanjangan. Tren kasus COVID-19 yang kian turun dari hari ke hari saat ini menjadi jawaban doa banyak pihak, termasuk para seniman dan pekerja seni di Yogyakarta.

Salah satu ucapan syukur ini pun coba ditandai para seniman dan perupa Kota Yogyakarta dengan menggelar Pameran Gangsar di Jogja National Museum (JNM), Sabtu (02/10/2021). Sebanyak 75 seniman lukis, kriya dan desain komunikasi visual pun ambil bagian dalam pameran kali ini.

"Pameran ini untuk memberikan ruang ekspresi bagi 75 seniman pada masa pandemi ini. Dengan tema gangsar yang berarti harapan dan doa, pameran ini jadi doa semuanya saat ini," ujar Kepala Dinas Kebudayaan (disbud) Kota Yogyakarta, Yetti Martanti di sela pameran yang digelar tiga hari ini.

Menurut Yetti, kebersamaan bersama perupa kali ini juga merupakan bagian dari Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2021. Diharapkan pameran menjadi penyemangat pelaku seni dan budaya dalam berkarya. Juga menjadi inspirasi bagi mereka bilamana seni tidak lagi dibatasi ruang karena pameran kali ini juga bisa dinikmati secara virtual.

Baca Juga:BPPTKG Yogyakarta: Tinggi Kubah Lava Barat Daya Gunung Merapi Tambah 1 Meter

"Kita tahu dengan kondisi [pandemi] sekarang ini ada berbagai ruang dan media yang bisa dipakai untuk menuangkan karyanya secara virtual. Pelaku budaya pun mulai memahami ada ruang yang lebih luas untuk tetap berkarya di masa pandemi," ungkapnya.

Sementara kurator Pameran Gangsar, Suwarno Wisetrotomo, Yogyakarta memiliki kultur pertemuan yang unik, termasuk pada kehidupan pekerja seninya. Namun selama kurang lebih dua tahun terakhir, kultur ini terpaksa berhenti karena pandemi.

"Ini bisa jadi awal yang baik untuk kembali pameran, asal jangan euforia. Kehidupan seni saat ini ada transisi karena masuk ke era digital, ini menarik," ujarnya.

Suwarno berharap, pandemi yang dihadapi semua generasi perupa dan pekerja seni membuat mereka mampu melakukan loncatan karya. Perubahan ini diharapkan seirama dengan kenormalan baru.

"Ini berat memang tantangannya," ujarnya.

Baca Juga:Resep Sate Klatak Original khas Yogyakarta, Dagingnya Empuk dan Juicy

Salah seorang perupa yang ikut pameran, Astuti Kusumo mengungkapkan pameran kali ini sebagai celah baru para seniman untuk tetap hadir di mata publik. Salah satunya dengan virtual art dan tour yang bisa jadi pilihan untuk mengantisipasi penularan COVID-19.

"Pameran ini sebagai penyemangat yang perlu ditularkan kepada seluruh masyarakat," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak