SuaraJogja.id - Banyak sejarah tersimpan di setiap sudut Jogja. Satu di antaranya adalah tentang sosok kapitan legendaris dari Kampung Ketandan, Yogyakarta, Tan Jin Sing.
Memang tak banyak orang yang menengal namanya, padahal Tan Jin Sing berperan besar dalam sejarah Yogyakarta. Adapun bangunan milik Tan Jin Sing yang masih kokoh berdiri di Kampung Ketandan.
Tan Jin Sing merupakan seorang kapitan Tionghoa super cerdas yang juga berhubungan dekat dengan Keraton Jogja.
Baca Juga:Jalan-Jalan di Kampung Ketandan, Wisata Sambil Belajar Hargai Perbedaan
Dalam wawancara dengan Tjundoko, Ketua RW di Kampung Ketandan, Guideku.com pun berhasil menghimpun informasi seputar sejarah Kapitan Tan Jin Sing.
Sebelum menjadi kapitan, Tan Jin Sing konon adalah anak hasil pernikahan Demang Beber dari Wonosobo dengan putri Sunan Amangkurat IV.
Namun, Tan Jin Sing lantas diangkat anak oleh Oei The Long, seorang kapitan Tionghoa dari Wonosobo setelah bapaknya meninggal dan ibunya tidak mampu merawat.
Tan Jin Sing lantas hidup bersama keluarga Oei The Long, sampai ibu angkatnya meninggal ketika dirinya berusia 2 tahun.
Saat itulah, Oei The Long memutuskan untuk memanggil kembali ibu kandung Tan Jin Sing demi merawat sang putra. Pada akhirnya, Oei The Long pun menikah lagi dengan ibu kandung Tan Jin Sing.
Baca Juga:Keseringan ke Gumuk Pasir, Zaskia Adya Mecca Jadi Jago Sand Boarding
Meski dibesarkan di keluarga Tionghoa, Tan Jin Sing merupakan seorang Muslim karena ayah angkatnya juga memeluk agama Islam. Tak hanya itu, Tan Jin Sing juga paham benar tata cara keraton karena ibunya keturunan kerajaan.
Ibu kandung Tan Jin Sing sendiri meninggal ketika sang anak masih berumur 11 tahun. Di usia muda itu jugalah, Tan Jin Sing menunjukkan kepintarannya yang di atas rata-rata.
Diketahui, Tan Jin Sing sudah menguasai 5 bahasa di umur 11 tahun. Saat itu, Tan Jin Sing bisa berbicara bahasa Inggris, Belanda, Jawa, Hokkien, dan Mandarin.
Bakat dan kepintarannya ini jugalah yang membuat Tan Jin Sing diangkat Sultan Hamengkubuwono III sebagai bupati. Setelah diangkat, Tan Jin Sing diberi gelar Kanjeng Raden Tumenggung Secadiningrat.
Selain pintar, Tan Jin Sing juga disebutkan sebagai seorang pecinta seni yang luar biasa. Beberapa hal yang disukainya antara lain adalah bonsai dan lukisan.
Tak hanya itu, sosok Tan Jin Sing ternyata berjasa besar dalam membuat kemegahan Candi Borobudur dikenal dunia.
Dikisahkan, Candi Borobudur awalnya ditemukan oleh anak buah Tan Jin Sing. Setelahnya, Tan Jin Sing sendiri mengeksplor candi tersebut dan meminta Sir Thomas Stamford Raffles untuk melakukan restorasi.
Jejak-jejak kehidupan Tan Jin Sing lainnya bisa ditemukan di Kampung Ketandan, Yogyakarta.
Di sini, Tan Jin Sing memiliki rumah yang ditempatinya setiap hari Jumat dan Sabtu
Kini, sebagian dari bangunan rumah tersebut pun masih bisa dikunjungi oleh travelers yang ingin melakukan napak tilas kehidupan Tan Jin Sing. Meski demikian, perlu diketahui jika bagian dalam rumah tersebut tengah direstorasi.