Pengaruhi Masa Kunjungan Wisatawan, PHRI DIY Minta Satu Destinasi Wisata Pantai Dibuka

Sebagian besar untuk wisatawan, khususnya yang menengah ke bawah kan yang banyak diminati pantai.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 12 Oktober 2021 | 13:28 WIB
Pengaruhi Masa Kunjungan Wisatawan, PHRI DIY Minta Satu Destinasi Wisata Pantai Dibuka
Pantai Ngobaran, Yogyakarta (instagram.com/jojosutarja)

SuaraJogja.id -  Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY meminta agar salah salah satu destinasi wisata pantai di Yogyakarta bisa diikutsertakan dalam uji coba pembukaan. Pasalnya selama ini pantai menjadi salah satu daya tarik yang memberi dampak signifikan bagi lama kunjungan wisata di DIY. 

"Kalau dari kami mengusulkan paling tidak ada satu destinasi wisata pantai (di DIY) yang bisa dibuka," kata Ketua PHRI DIY Deddy Pranawa Eryana saat dihubungi awak media, Selasa (12/10/2021).

Usulan yang disampaikan PHRI DIY itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, kata Deddy pantai memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke DIY. 

Kondisi itu kemudian mempengaruhi 'length of stay' atau lama kunjungan wisatawan saat berada di DIY. Efek lain kemudian juga berpengaruh kepada tingkat keterisian atau okupansi hotel yang akan ikut terangkat.

Baca Juga:Praktik Tambang di Kali Progo Berujung Kriminalisasi Warga, Walhi Minta Pemda DIY Tegas

"Sebagian besar untuk wisatawan, khususnya yang menengah ke bawah kan yang banyak diminati pantai. Setelah mengunjungi pantai biasanya banyak yang menginap di hotel," terangnya.

Sejauh ini terlebih dalam penerapan aturan PPKM berlevel masih belum ada destinasi wisata pantai yang diperbolehkan menerima kunjungan wisatawan. Terkhusus di DIY baru ada tujuh destinasi wisata yang sudah diperbolehkan melakukan uji coba pembukaan secara terbatas.

Di antaranya adalah Kebun Binatang Gembira Loka, Tebing Breksi Prambanan, Kawasan Candi Boko, Hutan Pinus Mangunan, Hutan Pinus Pengger Bantul, Seribu Batu Bantul dan Merapi Park Sleman.

Jika usulan tersebut bisa diterima, Deddy berharap kemudian pantai-pantai yang berada di Gunungkidul bisa menjadi prioritas uji coba. Dengan sejumlah pertimbangan salah satunya mengenai pemberlakukan putar balik yang hingga saat ini masih diterapkan.

"Banyak kemudian anggota PHRI DIY khususnya di Gunungkidul yang batal menerima kunjungan wisatawan. Mereka kesulitan karena tamu-tamunya terpaksa harus memutar balik," ungkapnya.

Baca Juga:BINDA DIY Gelar Vaksinasi Dosis Kedua, Para Santri Sambut Antusias Kembali PTM

Deddy meyakini bahwa kegiatan berwisata di pantai akan tetap aman dengan sejumlah persyaratan dan penerapan protokol kesehatan yang dijalankan secara ketat. Termasuk penggunakan aplikasi PeduliLindungi hingga syarat sudah mendapatkan vaksinasi. 

Mengenai dengan kendala jaringan internet dalam mengakses aplikasi PeduliLindungi, kata Deddy, tetap bisa disiasati dengan hal lain. Salah satunya dengan memanfaatkan kartu vaksin sebagai bukti.

Hingga saat ini belum ada dampak yang signifikan dari sisi okupansi hotel meskipun sudah ada sejumlah destinasi wisata di DIY yang dibuka. Sebab mayoritas wisatawan hanya melakukan berwisata sehari saja.

"Rombongan-rombongan bus yang ramai saat akhir pekan itu sebagian besar 'one day tour' tanpa menginap, meski ada yang menginap di hotel," ucapnya.

Kegaiatan Meetings, Incentives, Conferencing, Exhibitions (MICE) masih menjadi penyumbang terbesar dalam okupansi hotel di DIY. Terlebih pada hotel berbintang 3 ke atas. 

"Masih tertolong oleh kegiatan MICE. Saat ini untuk okupansi hotel bintang 3-5 sudah 80 persen ketika akhir pekan sedangkan weekdays itu 40 persen. Kalau hotel bintang dua ke bawah rata-rata masih 40 persen di akhir pekan dan 15-20 persen weekdays," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini