Penjelasan Soal Fenomena Hari Tanpa Bayangan, Bakal Terjadi di Jogja Rabu Besok

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu wilayah yang akan mengalami fenomena hari tanpa bayangan.

Eleonora PEW
Selasa, 12 Oktober 2021 | 21:12 WIB
Penjelasan Soal Fenomena Hari Tanpa Bayangan, Bakal Terjadi di Jogja Rabu Besok
Ilustrasi bumi (pexels.com)

SuaraJogja.id - Fenomena Hari Tanpa Bayangan bakal terjadi di Indonesia, termasuk wilayah DIY, Rabu (13/10/2021) besok.

Namun, sudahkah kamu tahu apa itu Hari Tanpa Bayangan, yang kini tengah ramai diperbincangkan di media sosial?

Secara garis besar, Hari Tanpa Bayangan adalah fenomena ketika sinar matahari jatuh persis tegak lurus pada benda dan manusia lalu tidak ada bayangan di sekitarnya.

Dengan kata lain manusia tidak dapat melihat bayangannya sendiri. Ingin tahu lebih banyak tentang apa itu Hari Tanpa Bayangan? Simak sampai habis penjelasan di bawah ini.

Baca Juga:Besok Wilayah DIY Bakal Alami Fenomena Hari Tanpa Bayangan, Catat Waktunya!

Penyebab fenomena Hari Tanpa Bayangan

Menurut keterangan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena Hari Tanpa Bayangan terjadi karena bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang revolusi bumi.

Hal itu menyebabkan posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 oLU s.d. 23,5 oLS. Secara ilmiah ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari.

Hari tanpa bayangan di Sumatera Utara. [Suara.com/Suhardiman]
Hari tanpa bayangan di Sumatera Utara. [Suara.com/Suhardiman]

Terjadi dua kali dalam setahun

Peristiwa Hari Tanpa Bayangan ini bisa terjadi dua kali di Indonesia karena letak Indonesia yang berada di Khatulistiwa. Fenomena ini pernah terjadi di Jakarta pada 4 Maret 2020, peristiwa kulminasi utamanya terjadi pada Pukul 12.04 WIB.

Baca Juga:Mengenal Apa Itu Hari Tanpa Bayangan, Jadwalnya sampai 21 Oktober 2021

Lalu peristiwa kedua terjadi pada 8 Oktober 2020 yang mana kulminasi utamanya terjadi pada Pukul 11.40 WIB.

Lalu bagaimana dengan Hari Tanpa Bayangan 2021? Simak penjelasan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) berikut ini.

Dikutip dari situs resmi Lapan, Hari Tanpa Bayangan 2021 dimulai pada 6 September hingga 21 Oktober 2021. Bagaimana bisa selama itu?

Sebenarnya fenomena Hari Tanpa Bayangan berlangsung dua kali setahun di Indonesia. Yang pertama, telah terjadi pada akhir Februari sampai awal April 2021. Untuk kali ini maka fenomena tersebut dinamai sebagai Kulminasi Utama 2.

Fenomena Hari Tanpa Bayangan 2021 kali ini akan secara merata terjadi di seluruh wilayah Indonesia dari Indonesia bagian barat hingga Timur.

Disebut sebagai Transit Utama

Secara ilmiah, Hari Tanpa Bayangan disebut juga dengan istilah Transit Utama, artinya adalah matahari berada di titik zenith sebuah tempat. Artinya jika terjadi Hari Tanpa Bayangan di Nusa Tenggara Timur hingga 4 April 2020, itu berarti Matahari tengah singgah tepat di atas Nusa Tenggara Timur.

Botol dan gelas untuk mengamati fenomena hari tanpa bayangan di Banyuwangi. [Foto: Agung Sedana/ TIMES Indonesia]
Botol dan gelas untuk mengamati fenomena hari tanpa bayangan di Banyuwangi. [Foto: Agung Sedana/ TIMES Indonesia]

Hari Tanpa Bayangan di Jogja pada Oktober 2021

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu wilayah yang akan mengalami fenomena hari tanpa bayangan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyebut bahwa fenomena itu akan terjadi pada Rabu (13/10/2021) siang.

"Untuk wilayah DIY hari tanpa bayangan akan kita rasakan pada tanggal 13 Oktober 2021 tepatnya pada jam 11:24:47 WIB. Pada saat itu fenomena bayangan kita terlihat tegak atau bahkan menghilang," kata Kepala Stasiun Klimatologi Sleman Yogyakarta, Reni Kraningtyas saat ditemui awak media, Selasa (12/10/2021).

Reni menjelaskan, fenomena hari tanpa bayangan itu terjadi ketika posisi matahari berada di posisi tertinggi di langit serta berada tegak lurus dari lintang pengamat.

"Sehingga menyebabkan bayangan kita sendiri atau bayangan benda yang saat itu tersinari oleh matahari itu terlihat tegak atau bahkan menghilang. Nah ini juga disebut sebagai kulminasi utama," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak