"Maka sekalipun dengan keterbatasan pandemi kemudian tidak boleh lalu enggak ngapa-ngapain, apa yang kita lakukan bagaimana acara Asia Tri ini bisa tetap berjalan tetapi semuanya aman, kehidupan tetap terjaga," tegasnya.
Dalam gelaran Festival Asia Tri tahun ini setidaknya ada 21 kelompok yang terlibat. Baik dari dalam atau lokal Indonesia maupun dari luar negeri mulai dari Prancis, Jepang, Taiwan hingga Ekuador.
"Sebenarnya yang dari Indonesia sangat banyak yang pengen tapi karena memang slot terbatas dan juga mereka banyak yang enggak siap untuk latihan karena kondisi," ungkapnya.
Dari 21 kelompok tadi, kata Bambang, ada sebagian kelompok yang membuat dokumentasi pertunjukan hingga dance film. Perpaduan berbagai karya itu dinilai menjadi suguhan yang menarik.
Baca Juga:Bulan Inklusi Keuangan, Samsat Sleman dan Jasa Raharja Sosialisasi dengan Perangkat Desa
Terlebih dengan fenomena dance film yang sekarang mulai marak digemari oleh seniman-seniman seni pertunjukan. Sebagai salah satu cara para seniman untuk beradaptasi di tengah kondisi pandemi yang masih melanda.
"Saya kira Asia Tri ini menjadi penting teman-teman untuk bisa berekspresi menyalurkan kreativitas dan ini adalah ruang kontemporer yang bisa diikuti oleh siapapun. Sehingga mereka bisa lebih bebas untuk berkreasi," paparnya.
Tahun 2021 ini, Asia Tri Jogja masih belum bisa digelar secara terbuka. Para seniman lokal atau mancanegara juga belum bisa hadir secara langsung.
"Kami masih harus melalui sebuah rekaman untuk bisa dinikmati masyarakat umum. Sebanyak 21 pertunjukan akan kami tayangkan selama dua hari. Beberapa kami produksi di panggung Omah Petroek, Karangklethak," tuturnya.
Masyarakat bisa menikmati berbagai pertunjukan seniman-seniman di Asia Tri dalam kanal Youtube Asia Tri Jogja atau Jogja Arts Festival. Pemutaran pertunjukan akan dimulai pada 22 Oktober 2021 pukul 15.30 WIB.
Baca Juga:Prediksi Persib Bandung vs PSS Sleman di BRI Liga 1 2021/2022