Tren Dance Film, Dampak Positif Pandemi Covid-19 Dalam Seni Pertunjukan

Menurut Bambang melalui medium dance film para seniman akan memperoleh sesuatu yang berbeda dari segi impresi.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 22 Oktober 2021 | 17:16 WIB
Tren Dance Film, Dampak Positif Pandemi Covid-19 Dalam Seni Pertunjukan
Salah satu kelompok dalam Festival Asia Tri yang melakukan tapping atau rekaman pertunjukan di Omah Petroek, Karangklethak, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Jumat (22/10/2021). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Festival Asia Tri yang melibatkan seniman dari berbagai daerah hingga negara lain kembali diselenggarakan. Setidaknya ada 21 kelompok yang terlibat dan menyuguhkan karyanya baik berupa dokumentasi pertunjukan hingga dance film atau film tari.

Founder Festival Asia Tri Bambang Paningron menyebut khusus dance film sendiri bakal menjadi tren baru di dunia seni pertunjukan khususnya tari dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini lahir sebagai dampak positif dari pandemi Covid-19 yang telah melanda selama hampir dua tahun ini.

"Iya dance film ini kemungkinan besar akan menjadi tren baru karena memang mulai marak," kata Bambang kepada awak media, Jumat (22/10/2021).

Menurut Bambang melalui medium dance film para seniman akan memperoleh sesuatu yang berbeda dari segi impresi. Pertunjukan tidak lagi sekadar hiburan atau tontonan yang semata-mata orang hanya bisa melihat dan tepuk tangan saja.

Baca Juga:Link Live Streaming Persib Bandung vs PSS Sleman: Jaminan Duel Seru di Stadion Manahan

"Dance film ini punya impresi yang unik karena di situ ada banyak hal yang secara visual memiliki impresi-impresi yang pengaruhnya sangat besar baik secara emosional, itu kami rasakan," tuturnya. 

Ia menilai bahwa tren ini muncul akibat kondisi pandemi yang memaksa para seniman untuk beradaptasi. Tidak sepenuhnya lantas menyalahkan kondisi, Bambang justru menyebut inovasi ini salah satu efek positif dari pagebuk itu sendiri.

Bahkan, lanjut Bambang, konsep tersebut justru dapat membuat karya yang dihasilkan menjadi lebih hidup. Ada banyak faktor yang kemudian berperan dan bermain di dalam sebuah pertunjukan itu hingga menuntut seniman lebih kreatif lagi.

"Itu salah satu efek positif (pandemi) sebenarnya, dimana saat semua orang harus berada di rumah mereka mencoba berbagai cara, mencoba mensiasati hal-hal yang bisa dilakukan terutama ketika mulai maraknya kegiatan-kegiatan virtual," ungkapnya.

Hasilnya justru di luar dugaan, para seniman lantas menemukan alternaif ruang baru untuk menyalurkan ekspresinya. Tidak terbatas dalam ruang dan waktu yang sebelumnya dirasakan.

Baca Juga:Saksikan!! Link Live Streaming Persib Bandung vs PSS Sleman, Tayang Malam Ini

"Ternyata mereka mulai menemukan ruang baru yang saya kira akan menjadi baik kalau bener-bener diseriusi artinya bukan hanya sekadar main-main. Aaya juga sebenarnya sejak tahun kemarin sudah punya rencana untuk membuat dance film festival dan ternyata peminatnya banyak," terangnya.

Ditambahkan Bambang, dukungan untuk para seniman terkait dengan dance film itu pun juga datang dari pemerintah. Lewat kementerian-kementerian terkait mereka diberi wadah bahkan pengetahuan baru untuk mempertajam wawasan mereka.

"Saya kira ke depan ini akan menjadi sebuah kompetensi baru, sebuah tantangan baru bagi seniman-seniman seni pertunjukan dan juga bagi videografer untuk memunculkan karya-karya yang menarik," tandasnya.

Diketahui bahwa Festival Asia Tri yang melibatkan seniman dari berbagai daerah hingga negara lain kembali diselenggarakan. Tahun ini Festival Asia Tri itu bakal digelar pada 22-23 September dalam bentuk daring.

Masyarakat bisa menikmati berbagai pertunjukan seniman-seniman lain di Festival Asia Tri dalam kanal Youtube Asia Tri Jogja atau Jogja Arts Festival. Pemutaran pertunjukan akan dimulai pada 22 Oktober 2021 pukul 15.30 WIB.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak