Asal Usul Perjanjian Linggarjati, di Balik Pengkhianatan Belanda 1946

Perjanjian Linggarjati salah satu titik awal kemerdekaan Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Dythia Novianty
Selasa, 26 Oktober 2021 | 10:15 WIB
Asal Usul Perjanjian Linggarjati, di Balik Pengkhianatan Belanda 1946
Perjanjian Linggarjati NIGIS [Netherlands Indies Government Information Service/Wikimedia Commons]

SuaraJogja.id - Perjanjian Linggarjati salah satu titik awal kemerdekaan Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Perundingan Linggarjati dilakukan pada 11-15 November 1946 bersama Belanda.

Dilansir dari buku A History of Modern Indonesia Since c. 1300 (2008) karya MC Ricklefs, perundingan Linggarjati terjadi karena Jepang menetapkan status quo di Indonesia, yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda yang salah satunya adalah ditandai oleh Peristiwa 10 November di Surabaya.

Pemerintah Inggris menjadi penanggung jawab mengundang Indonesia dan Belanda untuk melakukan perundingan di Hooge Veluwe.

Namun, perundingan tersebut gagal karena Indonesia meminta Belanda untuk mengakui kedaulatan atas Pulau Jawa, Sumatera, dan Madura. Tetapi Belanda hanya mau mengakui Indonesia atas Pulau Jawa dan Madura saja.

Baca Juga:Sejarah Sandi Morse Jadi Kode Morse, Contoh Kode Huruf dan Angka

Pada akhir Agustus 1946, pemerintah Inggris mengirim Lord Killearn ke Indonesia dalam misi menyelesaikan perundingan antara Indonesia dengan Belanda. Lalu pada 7 Oktober 1946 di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta, dibuka perundingan antara Indonesia dan Belanda. Dalam perundingan tersebut akhirnya menghasilkan persetujuan gencatan senjata pada 14 Oktober.

Kemudian dilanjutkan dengan Perundingan Linggarjati yang terjadi pada 11 November 1946. Perundingan ini dipimpin oleh wakil Inggris bernama Lord Killearn.

Tour de Linggarjati. (Instagram/@galerikuningan)
Tour de Linggarjati. (Instagram/@galerikuningan)

Pihak Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir, Muh. Rum. Susanto Tirtoprojo dan dr. A.K. Gani. Sutan Syahrir sebagai ketuanya. Sementara delegasi Belanda diketuai oleh Dr. H.J. Van Mook.

Tokoh-tokoh Indonesia itulah yang menandatangani Perjanjian Linggarjati. Sedang dari Belanda yang menandatangani ialah Prof. Schermerhorn, Dr. H.J. Van Mook dan Van Poll.

Persetujuan Linggarjati ditandatangani pada 25 Maret 1947 di Istana Rijswijk, yang kekinian menjadi Istana Merdeka Jakarta.

Baca Juga:Sejarah Panjang di Balik Kepopuleran Mi Instan

Sutan Syahrir memilih Linggarjati, sebagai tempat pertemuan bersejarah itu. Perjanjian Linggarjati selesai pada 15 November 1946 dan baru ditandatangani keduanya pada 25 Maret 1947.

Isi Perjanjian Linggarjati

Perjanjian Linggarjati yang ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947 tersebut menghasilkan beberapa poin dan pasal, yaitu:

Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, meliputi Jawa, Sumatera, dan Madura

Belanda harus meninggalkan wilayah Republik Indonesia selambat-lambatnya pada tanggal 1 Januari 1949.

Belanda dan Indonesia sepakat untuk membentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS).

RIS harus bergabung dengan negara-negara persemakmuran di bawah Kerajaan Belanda.

Perjanjian Linggarjati (ist)
Perjanjian Linggarjati (ist)

Adanya perjanjian Linggarjati tersebut tentunya memberikan dampak positif maupun negatif bagi Indonesia. Beberapa dampak positifnya, yaitu citra Indonesia di mata dunia semakin kuat, dengan adanya pengakuan Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia.

Itulah penjelasan kapan Perjanjian Linggarjati terjadi dan isi perundingan yang ditandatangani oleh Indonesia dan Belanda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak