Rilis Data Interim, Dinkes: Warga Sleman Belum Patuh Jaga Jarak

Dinkes merilis data interimperilaku protokol kesehatan warga Kabupaten Sleman

Galih Priatmojo
Selasa, 26 Oktober 2021 | 15:06 WIB
Rilis Data Interim, Dinkes: Warga Sleman Belum Patuh Jaga Jarak
Ilustrasi jaga jarak (histock)

"Situasi di Rumah Sakit sudah pulih, tetapi perekonomian kan lambat. Kami juga ingin perekonomian ikut pulih," terangnya.

Ia menjelaskan, pasien COVID-19 dengan gejala berat yang datang ke rumah sakit saat ini sudah jauh berkurang. Lebih banyak pasien COVID-19 datang bergejala ringan.

"Hal ini dimungkinkan efek vaksin yang sudah mulai bekerja untuk menghambat gejala COVID-19 berat," ucapnya.

Untuk pasien yang dirawat di isolasi terpadu, hanya ada sebanyak enam orang. Empat orang pasien di Asrama Haji dan dua orang di rusunawa 'MBR' Gemawang.

Baca Juga:Cabut Stiker Jaga Jarak, Arab Saudi Mulai Longgarkan Prokes Covid-19 di Mekkah

Menurut Cahya, selain vaksinasi dan protokol kesehatan, pendatang dari luar yang datang ke Sleman serta pekerja migran perlu pula jadi perhatian.

"Meskipun saat ini sudah ada penyekatan di wilayah perbatasan. Tapi untuk kendaraan pribadi, terkadang masih bisa lolos dari penyekatan," sesalnya.

Skrining di Mal Harus Ketat!

Dinkes Sleman meminta, mal dan fasilitas publik yang menggunakan kode batang aplikasi Pedulilindungi dapat ketat menerapkan skrining.

Ketika dijumpai pengunjung dengan indikator status Covid-19 berwarna merah dan hitam, pengelola menindaklanjuti dengan tidak membolehkan mereka masuk ke fasilitas publik serta berkoordinasi dengan Satgas setempat.

Baca Juga:Arab Saudi Longgarkan Pembatasan, Stiker Jaga Jarak di Masjidil Haram Dilepas

"Jangan hanya diukur suhu tubuhnya, kalau ketemu yang panas tinggi lalu diminta kembali. Tapi dikoordinasikan dengan Satgas, agar bisa dibawa ke isoter," urainya.

Satgas tingkat kalurahan tak kalah diminta waspada. Ketika ada warga di wilayahnya terkena Covid-19, jangan sampai pasien tersebut beraktivitas begitu saja laiknya orang sehat biasa.

"Ditangani, misalnya ada satu saja kasus positif, jangan sampai lolos. Dan orang tanpa gejala jangan sampai lepas ke tengah masyarakat," tandas dia.

Kontributor : Uli Febriarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak