SuaraJogja.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta agar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di 34 Provinsi untuk siap siaga. Pasalnya, dampak dari fenomena La Nina dapat menyebabkan banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang.
Fenomena La Nina di Indonesia diprediksi terjadi pada periode Oktober 2021 hingga Februari 2022.
Menurut Kapolres Bantul AKBP Ihsan, kondisi tersebut tentunya perlu disikapi bersama-sama. Dengan melakukan berbagai persiapan sebagai langkah antisipasi akan terjadinya bencana yang ditimbulkan.
"Harus diingat Bantul termasuk dalam daerah yang berpotensi bencana seperti tanah longsor, hujan disertai angin, banjir, pohon tumbang dan lainnya," kata Ihsan, Selasa (9/11/2021).
Baca Juga:Kementan Dorong Sektor Pertanian Beradaptasi dengan Badai La Nina
Dikatakan, bencana alam tidak bisa diduga kapan dan akan terjadi dimana. Namun, paling tidak sudah ada kesiapsiagaan dan disampaikan kepada masyarakat petugas siap dan menjamin seluruh aktivitas masyarakat dapat berjalan dengan baik.
Terkait kesiapan personel yang disiapkan, menurutnya, jumlah anggota di Polres Bantul ada 2.000 personel. Jika terjadi bencana yang membutuhkan personel banyak maka semua personel siap.
"Personel yang ada di Polres Bantul bisa dikerahkan semua atau setidaknya setengah kekuatan," katanya.
Tidak hanya polisi, peran dari TNI, BPBD, Polairud, Basarnas, Tagana, Satpol PP, Dishub, PMI, dan Paksikaton pun dibutuhkan.
Jajarannya akan menyiapkan sarana dan prasarana terkait antisipasi bencana alam, sehingga bencana yang terjadi bisa diminimalisir.
Baca Juga:Masuk Musim Hujan, Kementan Siapkan Strategi Antisipasi Dampak La Nina
"Misalnya kami punya mobil, mobilnya siap enggak. Kami punya alat, alatnya siap enggak. Ke depannya kami akan merencanakan pelatihan," papar dia.
Sementara itu, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Bantul Waljito menyampaikan, relawan FPRB telah diinstruksikan ihwal kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi dan badai La Nina. Ada sekitar 3.000 relawan yang tersebar di 75 Kalurahan di Bantul.
"Para relawan FPRB sudah diinstruksikan untuk mengecek peralatan untuk menangani bencana seperti diesel, tali tambang, sekop, dan gergaji," ujar Waljito.