Waspada Badai La Nina, Dua Aktivitas Pertanian Ini Perlu Diperhatikan

BMKG memperkirakan La Nina tahun ini relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20 sampai 70 persen di atas normalnya.

Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Jum'at, 05 November 2021 | 10:23 WIB
Waspada Badai La Nina, Dua Aktivitas Pertanian Ini Perlu Diperhatikan
Ilustrasi la nina. [Wikipedia

SuaraJogja.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap kedatangan badai La Nina hingga akhir tahun ini. Suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur menunjukkan saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina, yaitu sebesar -0.61 pada Dasarian I Oktober 2021.

Kondisi tersebut diperkirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah-sedang, setidaknya hingga Februari 2022. Hasil kajian BMKG memperkirakan La Nina tahun ini relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20 sampai 70 persen di atas normalnya.

Curah hujan mengalami peningkatan pada November hingga Januari terutama di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali hingga NTT, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto menyampaikan, dampak dari badai La Nina sudah mulai terlihat seperti curah hujan yang tinggi. Untuk itu, sektor pertanian harus melakukan antisipasi.

Baca Juga:Anak Usia 6-11 Tahun Bisa Divaksin, Bupati Bantul Bilang Begini

"Ini harus diantisipasi supaya para petani bisa lebih siap," ujar Sugeng, Kamis (4/11/2021).

Menurutnya, yang harus waspada ialah kegiatan pertanian yang tanamannya tidak cocok dengan air berlebih. Dan juga wilayah yang tidak bisa membuang air.

"Kedua hal itu harus menjadi perhatian dan kewaspadaan," ujarnya.

Kendati demikian, pihaknya bisa mengatasi hal itu dengan mengoptimalkan alat dan mesin pertanian (alsintan). Terutama penanganan bila mana terjadi banjir di daerah-daerah pertanian yang tergenang air.

"Kami dengan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Bantul dan Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (DP2KP) siap mengatasi hal itu," ucapnya.

Baca Juga:Kasus Covid-19 di Bantul Meningkat, Bupati Minta Warga Jangan Sembrono

Meski badai La-Nina diprediksi hanya sampai tanggal 6 tetapi tidak menutup kemungkinan yang terjadi bisa lebih parah. Ia berharap tidak terjadi bencana akibat badai La-Nina.

"Harapannya tidak terjadi bencana akibat curah hujan yang tinggi," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini