Dalam 30 Jam Muncul 40 Kali Luncuran Lava Merapi, Jarak Terjauh Hingga 2 Kilometer

"Teramati guguran lava pijar 8 kali jarak luncur maksimum 1.500 meter arah barat daya."

Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 18 November 2021 | 09:45 WIB
Dalam 30 Jam Muncul 40 Kali Luncuran Lava Merapi, Jarak Terjauh Hingga 2 Kilometer
Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan awan panas guguran pada Senin (14/6) dini hari. (ANTARA/HO/twitter BPPTKG)

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum ada awan panas yang muncul namun guguran lava masih terus terjadi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Kamis (18/11/2021) pukul 00.00 - 06.00 WIB tercatat terdapat guguran lava yang meluncur ke arah barat daya.

"Teramati guguran lava pijar 8 kali jarak luncur maksimum 1.500 meter arah barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/11/2021).

Dalam periode pengamatan kali ini visual gunung terlihat jelas. Cuaca cerah dan berawan serta angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur.

Baca Juga:Terjadi 22 Kali Luncuran Lava Merapi dalam 6 Jam, Jarak Terjauh Hingga 2 Kilometer

"Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 20-100 meter di atas puncak kawah," ungkapnya.

Sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. Kegempaan itu di antaranya berasal dari kegempaan guguran 37 kali, hembusan 7 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 3 kali serta tektonik jauh 1 kali.

Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Rabu (17/11/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB masih tidak teramati kemunculan awan panas. Hanya saja tetap sejumlah guguran lava yang terus muncul.

"Teramati 32 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah barat daya," ucapnya.

Sejumlah kegempaan yang masih terjadi dalam periode tersebut berasal yang paling banyak dari kegempaan guguran 167 kali, hembusan 34 kali, dan hybrid atau fase banyak sejumlah 12 kali.

Baca Juga:Asap Kawah Merapi Membumbung Setinggi 500 Meter, Lava Meluncur Sejauh 2 Kilometer

Hanik menuturkan bahwa kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan dengan minggu lalu. Namun deformasi Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.

Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak