SuaraJogja.id - Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) Sleman menetapkan kebijakan akan menutup pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, bila kasus Covid-19 di sekolah meluas.
Kepala Balai Dikmen Sleman Priyo Santoso mengatakan, tes usap acak yang dilakukan oleh pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Sleman masih terus berjalan. Tes PCR acak yang dilakukan kepada siswa dan guru SMA/K menyasar 30% jumlah sekolah di tiap kapanewon.
"Lalu dalam satu sekolah diambil sampel acak minimal 10 persen dari jumlah total siswa. Untuk gurunya 10 orang," kata dia, Sabtu (27/11/2021).
Ia mengungkap, bila sebelumnya sudah ada enam SMA/K yang sivitasnya dites PCR secara acak, maka saat ini terjadwal ada lima sekolah yang akan menjadi sasaran. Tes acak ini akan terus dilaksanakan.
Baca Juga:Hadapi Persita Tangerang, Dejan Antonic Pastikan PSS Sleman Siap Tempur
"Jika menemukan separuh, dari jumlah yang di-swab, dinyatakan positif [Covid-19], maka bisa ditutup PTM-nya," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 19 siswa dan satu orang guru jenjang SMA/K di Kabupaten Sleman terkonfirmasi positif Covid-19. Hasil tersebut diketahui lewat tes PCR acak yang dilakukan oleh Balai Dikmen dan Dinas Kesehatan Sleman.
Tracing sebagai upaya memutus mata rantai penularan telah dilakukan. Mayoritas merupakan pasien tanpa gejala, siswa positif Covid-19 sudah menjalani isolasi di Asrama Haji. Sementara guru memilih isolasi mandiri.
Sementara itu di tingkat TK hingga SMP, Kepala Dinas Pendidikan Sleman Ery Widaryana menyatakan PTM terbatas tetap berjalan seperti biasa. Sebab, sejauh ini pihaknya telah melakukan swab sampling dan tidak ada temuan klaster di sekolah, baik di tingkat sekolah dasar maupun tingkat menengah.
Bahkan jumlah sekolah yang menggelar PTM terbatas terus bertambah, Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 166 sekolah, SD 472 sekolah dan SMP 119 sekolah.
Baca Juga:Pemkab Sleman Raih Rp1,6 Miliar dari Pengembalian Cukai Tembakau Tahun Ini
Kontributor : Uli Febriarni