Pakar UGM Soroti Pentingnya Adminduk dalam Mitigasi Bencana

Disebutkan Danang, pendataan adminduk hingga peta demografi itu sebagai salah satu instrumen yang dapat dilakukan pada bagian hilir.

Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 08 Desember 2021 | 18:05 WIB
Pakar UGM Soroti Pentingnya Adminduk dalam Mitigasi Bencana
Ilustrasi bencana. (Shutterstock)

SuaraJogja.id - Dosen Fakultas Geografi UGM Danang Sri Hadmoko menyebut pentingnya administrasi kependudukan (adminduk) dalam kegiatan mitigasi bencana. Tidak hanya pendataan penduduk saja melainkan juga hingga meliputi peta demografi.

"Kita perlu adanya peta desa bahkan dusun, peta demografi dan profil kependudukan. Adminduk ini penting sekali dalam mitigasi bencana," kata Danang kepada awak media, Rabu (8/12/2021).

Disebutkan Danang, pendataan adminduk hingga peta demografi itu sebagai salah satu instrumen yang dapat dilakukan pada bagian hilir agar nantinya mitigasi bencana dapat dijalankan secara lebih terstruktur dan maksimal.

Terlebih kaitanya dengan masyarakat yang berada di sekitar lereng gunung-gunung api di Indonesia. Data-data administrasi dan peta wilayah tadi akan sangat berguna jika sewaktu-waktu bencana terjadi.

Baca Juga:Pakar UGM Nilai Perlu Kedepankan Kearifan Lokal Dalam Mitigasi Bencana

"Nah sebetulnya ini peta adminduk atau administrasi kependudukan itu menjadi penting sekali dalam mitigasi bencana. Ini menjadi tanggungjawab bersama. Mulai dari Dukcapil, BNPB, Kemensos terkait proses bantuan dan sebagainnya," ungkapnya.

Ia menjelaskan hingga saat ini Gunung Merapi menjadi salah satu gunung api yang sudah memiliki data adminduk dan peta demografi yang paling lengkap. Data-data itu meliputi penduduk dan wilayah pemukiman masyarakat di lereng Merapi.

Diharapkan data-data yang ada itu kemudian bisa diduplikasi untuk seluruh gunung api yang ada. Sehingga akan lebih membantu proses mitigasi bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

"Di Merapi sudah dibuat peta, ada 900 sekian dusun kita buat. Memang gunung api yang paling lengkap itu adalah Merapi. Data sosial lengkap, data penduduk lengkap, setiap dusun batasnya itu lengkap. Nah ini tugas kita bersama untuk menduplikasi data itu ke seluruh gunung api di Indonesia," terangnya.

Namun, Danang mengakui bahwa hal itu bukan suatu yang mudah untuk dilakukan. Pasalnya sejauh ini pihaknya masih terkendala dengan sumber daya manusia (SDM) yang ada.

Baca Juga:Corona Terus Mutasi, Pakar UGM Ingatkan Covid-19 Lama-Lama Bisa Menular lewat Pencernaan

Terlebih SDM yang memang berfokus atau berkaitan dengan gunung api. Belum lagi dengan banyaknya gunung api aktif di Indonesia yang tidak sebanding dengan SDM yang ada.

"Permasalahan kita adalah SDM kita yang berkaitan dengan gunung api itu sangat terbatas. Nah kalau kita lihat di Indonesia ini punya 127 gunung api aktif itu yang sudah diketahui di daratan lalu yang dilautan berapa? Kita belum menghitung itu," ungkapnya.

Maka dari itu, kata Danang, hal ini masih akan terus menjadi pekerjaan rumah bersama untuk semua pihak. Baik dari pemerintah, otoritas terkait hingga masyarakat untuk bisa lebih menyusun manajemen mitigasi bencana khususnta terkait dengan gunung api.

"Ini PR bersama sehingga berkaitan dengan manajemen gunung api ini. Sehingga SDM gunung api ini juga perlu diperhatikan," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini