"Dari agen mereka bisa melakukan mini ATM, mulai dari membuka rekening sampai bisa proses transaksi-transaksi dasar di perbankan," katanya.
Ardianto Setyojati, pengelola food court dan pasar langenastran menambahkan, pada tahap awal ini pihaknya bekerja sama dengan BPD DIY. Alasan Langenastran jadi kampung digital karena ada potensi UMKM seperti pasar pagi dan pasar sore langenastran.
"Kemudian kami punya inisiatif untuk bisa bertahan di era ke depan harus beradaptasi dengan digitalisasi. Semua transaksi akan dilakukan secara non tunai," kata Ardianto.
Semua pelaku UMKM sudah menggunakan QRIS (QR Standar Indonesia). Selain itu, juga sudah ada Shopee Food yang masuk.
Baca Juga:Rentan Terpapar Omicron, DIY Kebut Vaksinasi Anak 6-11 Tahun
Menurutnya, para pelaku UMKM mengaku antusias terkait digitalisasi ini. Meskipun demikian, dia butuh waktu tiga bulan untuk memberi edukasi tentang penggunaan QRIS.
"Mereka harus diedukasi pelan-pelan sekali. Butuh waktu tiga bulan dimulai dari mereka yang sama sekali belum kenal online," ungkapnya.