SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman mencatat penurunan cukup drastis dari kunjungan wisatawan tahun ini. Berdasarkan catatan yang dimiliki Dispar Sleman hingga November tahun ini saja baru ada 704.748 orang yang berkunjung ke Bumi Sembada.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Suparmono tidak memungkiri penurunan kunjungan itu adalah sebagai dampak signifikan dari pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama hampir dua tahun ini.
"Jadi sampai November 2021, kunjungan wisatawan di Kabupaten Sleman sebanyak 704.748 kunjungan. Bila dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisatawan pada periode yang sama pada tahun 2020, maka terdapat penurunan kunjungan sebesar 81,48 persen," kata Suparmono saat dikonfirmasi awak media, Minggu (19/12/2021).
Pria yang akrab disapa Pram tersebut menyebut bahwa kunjungan wisata tahun ini juga masih didominasi oleh wisatawan nusantara sebesar 99,94 persen. Sedangkan untuk destinasi wisata yang menjadi daya tarik adalah candi-candi yang dikelola oleh taman wisata candi (TWC).
Dalam upaya menarik kunjungan wisatawan pada tahun ini Dispar Sleman juga menggelar berbagai event. Sejumlah event tersebut diselenggarakan secara hybrid baik luring dan daring.
Baca Juga:Sekpri Istri Edhy Prabowo Dieksekusi ke Sukamiskin, Pelatih PS Sleman Cari Pembunuh Anjing
Di antaranya ada Pertunjukan Atraksi Seni Rangkaian Hari Jadi ke 105 Kabupaten Sleman, Sleman Creative Week (21-24 Oktober 2021), Virtual Tour de Merapi (14 November 2021), Ngayogjazz (20 November 2021), Jogja International Heritage Walk (21 November 2021), dan Sleman Temple Run (28 November 2021).
"Pelaksanaan atas seluruh event juga tetap dengan menerapkan protokol kesehatan secara baik. Dalam hal fasilitas Pariwisata kami tetap berupaya melakukan pembenahan pada destinasi yang dikelola oleh Pemkab Sleman," ujarnya.
Pembenahan pada destinasi itu salah satunya dengan pembangunan Museum Terbuka Bakalan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Serta ada pula pembangunan instalasi seni pada lima desa wisata dari anggaran Dais.
"Seluruhnya telah diresmikan oleh Ibu Bupati Sleman beberapa waktu yang lalu. Dari upaya ini kami berharap dapat menambah destinasi wisata dan juga menambah daya tarik desa wisata Sleman," terangnya.
Pram menyampaikan sebagai upaya penguatan daya saing desa wisata dan objek wisata berbasis masyarakat Dispar Sleman juga sudah melakukan beberapa kegiatan pada tahun 2021 ini.
Baca Juga:Pelatih PSS Sleman Murka Ada Anjing Dipukuli Sampai Mati, Siapkan Bonus untuk Cari Pelaku
Termasuk dengan pembinaan terkait Kampanye Sadar Wisata, Mitigasi Bencana dan CHSE, Pengelolaan Destinasi Wisata, Pengelolaan Usaha Home Stay, dan Pengelolaan Desa Wisata, terhadap Pokdarwis dan juga pengelola desa wisata sejumlah lebih dari 500 orang.
Selain itu secara intens, lanjut Pram, jawatannya juga melakukan pendampingan terhadap 20 orang peserta yang menghasilkan produk unggulan olahan salak di Desa Wisata Tunggularum.
Pada sektor ekonomi kreatif selain Sleman Creative Week, pihaknya juga berupaya menggerakan sub sektor ekraf lainnya. Termasuk melalui beberapa forum grup diskusi pada sub sektor yang ada, mulai dari musik, desain, batik, fotografi dan yang lainnya.
Ia menilai kegiatan-kegiatan tersebut penting dilakukan untuk mendorong percepatan pergerakan sub sektor ekraf dan pariwisata sebagai lokomotif penggerak ekonomi wilayah.
"Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif diharapkan menjadi sektor utama yang akan membangkitkan perekonomian pada tahun 2022 mendatang," pungkasnya.