SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meskipun belum ada lagi awan panas yang kembali muncul, guguran lava dan kegempaan masih terus terjadi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Rabu (22/12/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB aktivitas Merapi masih cukup tinggi. Hal itu terpantau dari intensitas guguran lava yang diluncurkan.
"Teramati 7 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/12/2021).
Dalam periode pengamatan kali ini visual gunung cukup terlihat. Cuaca cerah berawan dengan angin bertiup lemah ke arah tenggara dan selatan.
Baca Juga:Merapi Luncurkan 1 Awan Panas dan 14 Kali Lava Dalam 30 Jam Terakhir ke Arah Barat Daya
"Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 20-50 meter di atas puncak kawah," ucapnya.
Aktivitas kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. Kegempaan itu berasal dari kegempaan guguran sebanyak 24 kali dan hembusan 1 kali.
Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Selasa (21/12/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB masih tidak teramati kemunculan awan panas. Pada periode ini hanya terlihat sejumlah guguran lava yang meluncur dari puncak Merapi.
"Teramati 19 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah barat daya," ujarnya.
Sejumlah kegempaan juga terjadi dalam periode tersebut berasal yang paling banyak dari kegempaan guguran 156 kali, hembusan sebanyak 3 kali, hybrid atau fase banyak 1 kali.
Baca Juga:Pembangunan Jembatan Gantung di Lereng Gunung Merapi
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," tambahnya.
Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.