Dari data tersebut, Hanik menyampaikan BPPTKG kemudian membuat pemodelan terkait luncuran lava itu. Dari model volume yang 1 juta meter kubik tersebut akan meluncur ke sungai-sungai sejauh lebih dari 10 kilometer.
"Tapi masih ada di alur sungai. Jadi potensi terjadi lahar saat ini adalah di alur sungai. Apabila ada kegiatan-kegiatan di alur sungai sebaiknya untuk dihindari," tuturnya.
Kendati demikian, Hanik tetap mengimbau masyarakat untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan. Terlebih kondisi alam yang kadang tidak bisa diprediksi begitu saja.
"Tadi yang kita modelkan adalah kondisi sekarang, kadang-kadang alam ini ada yang sifatnya tiba-tiba tidak terkendali, misalnya ada suplai dari dalam itu bisa juga terjadi. Tapi sekali lagi dengan data-data sekarang ini belum ada tanda-tanda untuk ke sana," terangnya.
Baca Juga:Awal Tahun 2022, Gunung Merapi Luncurkan 3 Kali Lava Pijar
Ditambahkan Hanik, pengamatan terhadap curah hujan di puncak Merapu juga penting untuk dilakukan. Sebab akan berpengaruh juga dengan kestabilan lereng yang ada dan dampak berupa banjir lahar hujan.
"Jadi kita biasanya mewaspadai adanya curah hujan yang tinggi di puncak itu terjadi ketika curah hujan 20-30 mm lebih dari dua jam. Nah itu mungkin yang perlu kita perhatikan," tandasnya.