SuaraJogja.id - Seleb TikTok Ragil Mahardika diserang komentar sadis dari warganet gara-gara berbagai konten yang memperlihatkan kehidupannya di Jerman bersama sang suami.
Orientasi seksual Ragil pun acap kali menjadi sorotan publik. Ragil sendiri memang secara terbuka mengakui dirinya gay dan bagian dari LGBTQ+.
Baru-baru ini, Ragil memperlihatkan komentar kejam dari warganet. Salah satu netizen itu menyebut bahwa lelaki seperti Ragil 'halal untuk dibunuh'.
"Halal dibunuh nih lelaki seperti di negara timur tengah," tulis netizen.
Baca Juga:Lagu Are You Ok Viral di TikTok, Ton Chan Seyma Rilis Lambo Toy
Ragil pun menanggapi komentar tersebut dengan santai. Ia mengaku sudah kebal dengan hujatan netizen.
"Ngeri kali yah... agama apa lah yang mengajarkan seperti itu... untung aku kebal dengan netijonk," jawab Ragil, dilansir Hops.id--jaringan Suara.com--pada Selasa (11/1/22).
Ibunda Ragil Mahardika mengakui awalnya sempat tak menerima orientasi seksual sang anak.
"Perang dunia ketiga. Jadi jangan bilang saya bisa menerima dia, tidak. Perang dunia ketiga. Dia saking sudah begitunya, dia mau tidak jadi anakku lagi. (Kata Ragil) 'Hapus aku jadi anak Mamak, aku tidak akan pulang ke Indo kalau Mamak tidak bisa menerima aku'," ungkapnya dilansir dari kanal YouTube BIQ CHANNEL pada Selasa, (12/10/21).
Namun lambat laun, ia pun melunak. Bukan hanya menerima orientasi seksual sang anak, kini hubungannya dengan Ragil pun sudah membaik. Dalam laman Instagram, Ragil bahkan turut memboyong sang Ibu ke Jerman untuk berlibur dan jalan-jalan.
Baca Juga:5 Potret Rumah Seleb TikTok, Bulan Sutena Khas Rumah Bali
"Orang tua mana yang bisa mencampakkan anaknya? Pulang tinggal kuku pun dia tetap anakku. Nangis manusiawi ya."
Ibunda mengakui bahwa ada peran besar mendiang sang suami yang membuatnya mampu menerima Ragil Mahardika.
"Mendiang bapak yang bikin hati saya besar, almarhum suami. Begitu tahu seperti ini kan saya sakit. Delapan kilo timbangan saya turun, gula darah saya naik. Lantas bapak bilang, 'Udahlah dek, itu pilihan anaknya. Kita tidak bisa memaksa.' 'Iya bang, tapi kan adek enggak berani keluar'. (Kata mendiang bapak) 'Abaikan saja, enggak berani keluar di rumah aja' Pokoknya Bapak tuh selalu membuat Ibu jadi kepingin hidup lebih lama. Dan seiring waktu saya bisa menerima."