FKKMK UGM Hadirkan Kolaborasi Antarprofesi Tumbuhkan Budaya Kesehatan sejak Pandemi

Di tahun ketiga pandemi Covid-19, bukan lagi masalah kesehatan yang semata-mata harus diwaspadai, melainkan juga masalah mental juga psikososial.

Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 25 Januari 2022 | 12:05 WIB
FKKMK UGM Hadirkan Kolaborasi Antarprofesi Tumbuhkan Budaya Kesehatan sejak Pandemi
Dekan FKKMK UGM Ova Emilia (tengah) dan Chairman Winter Course 2022 UGM Gunadi (dua dari kanan) memberikan penjelasan tentang Hybrid Winter Course 2022 di FKKMK UGM, Senin (24/1/2022) - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM bakal menggelar Hybrid Winter Course 2022 on Interprofessional Education-Post Pandemic Life: Lesson Learnt and Future Direction. Acara yang direncanakan berlangsung pada 24 Januari-4 Februari 2022 itu akan melibatkan akademisi lintas keilmuan dari sejumlah negara.

Dekan FKKMK UGM, Ova Emilia, menuturkan bahwa Winter Course adalah kegiatan yang digelar sebagai upaya peningkatan kolaborasi antar profesi. Terlebih untuk lebih mempererat antar profesi yang ada tidak hanya dari dalam negeri melainkan juga luar negeri.

"Pandemic life yang memasuki tahun ketiga tentu ada sesuatu yang baru. Tidak hanya bicara bagaimana mencegah, tetapi juga bagaimana ke depannya," ujar Ova kepada awak media, Senin (24/1/2022).

Ova menilai bahwa mahasiswa itu nantinya yang kemudian dapat menjadi sosok profesional di masa mendatang. Untuk bisa lebih jauh menghadapi challenge pandemic atau problem lain yang ada.

Baca Juga:Waspada Varian Omicron, Pokja FKKMK UGM Berharap Balita Bisa Segera Divaksin Covid-19

Sebab di tahun ketiga pandemi Covid-19, bukan lagi masalah kesehatan yang semata-mata harus diwaspadai, melainkan juga masalah mental juga psikososial.

Kegiatan ini sendiri mengusung tema Pasca Pandemi Covid-19: Membangun Budaya Kesehatan Baru. Dengan rencananya akan diikuti oleh 152 peserta tidak hanya dari Indonesia tapi juga Malaysia, Myanmar dan Pakistan.

Kegiatan yang digelar secara daring dan luring itu memiliki sejumlah program. Di antaranya meliputi Panel 1 Current Situation of Covid-19 Pandemic; Panel 2 Post Covid Infection: The Burden of Health Problems; Panel 3 Mental Health During Pandemic: A Lesson Learnt from Covid-19; Panel 4 Post Pandemic Lifestyle Adjustment; dan Panel 5 Socio-Economic-Cultural response During Pandemic.

Tidak hanya menghadirkan diskusi dalam berbagai panel. Ada pula kegiatan lain berupa Virtual Field Visit di Desa Batik Sehat, Lendah, Kulon Progo serta Practical Session: Culinary Nutrition.

"Itu adalah pembelajaran luar biasa karena problem kesehatan di Indonesia banyak berawal dari lifestyle. Seperti obesitas, hipertensi, jantung, berawal dari sesuatu dari diri sendiri. Covid mengingatkan kita untuk tidak bisa cuek. Kita harus peduli prevensi. Ke depan ini tidak bisa kita hindari, tapi harus dijalankan," tegasnya.

Baca Juga:Sudah Mulai PTM 100 Persen, Pokja FKKMK UGM: Perlu Tes Acak Rutin, Jangan Tunggu Ada Kasus

Chairman of Winter Course 2022, Gunadi, menjelaskan topik-topik yang disampaikan dalam kegiatan kali ini tentunya masih relevan dengan kondisi yang ada sekarang. Mengingat pandemi Covid-19 belum usia hingga saat ini.

"Kita mungkin kalau Covid-19 sudah hampir tiga tahun kita ngomongnya post pandemic. Jadi apa yang bisa kita sesuaikan tadi ada budaya baru dan sebagainya, kan tentunya kita tidak mungkin lagi tidak berjalan kan, roda kehidupan ekonomi kan tetap harus berjalan," ujar Gunadi.

Sehingga kegiatan ini juga sebagai upaya untuk mencoba lebih memahami bagaimana pemerintah menyeimbangkan antara kesehatan dan ekonomi bisa terus berjalan. Salah satunya dengan mengunjungi berbagai pihaj yang terdampak akibat pandemi dari sisi ekonomi.

"Sehingga kita ada acara ingin melihat langsung ke daerah langsung terdampak yaitu pusat sentra batik di Lendah, Kulon Progo itu, salah satu yang terdampak. Selama pandemi betul-betul kehilangan pekerjaan, sumber penghasilan, tapi kemudian selama 2 tahun akhirnya mereka bisa pulih dengan segala adaptasi baru," paparnya.

Ia mengatakan bahwa acara ini sendiri memiliki konsep interprofesional health education. Artinya sebagai pendidikan yang mengedepankan interprofesional berkolaborasi antar profesi.

"Tidak hanya dari sisi tenaga kesehatan sebetulnya jadi interprofesional jadi entah itu ahli ekonomi, ahli sosial, kebudayaan dan sebagainya," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak