Kerajaan Islam di Indonesia Beserta Raja dan Masa Kejayaannya

Ada sejumlah kerajaan Islam di Indonesia yang memiliki dampak dan pengaruh bagi perkembangan bangsa.

Nur Afitria Cika Handayani
Sabtu, 12 Februari 2022 | 11:51 WIB
Kerajaan Islam di Indonesia Beserta Raja dan Masa Kejayaannya
Masjid Agung Demak, akhir abad ke-19 (Tropenmuseum)

SuaraJogja.id - Indonesia merupakan negara dengan banyak dan beragamnya cerita sejarah. Salah satu cerita sejarah yang tentu saja melekat dengan adat dan budaya masyarakat setempat adalah tentang kerajaan Islam di Indonesia.

Agama Islam datang ke Indonesia dengan jalan perdamaian hingga mampu mendirikan kerajaan-kerajaan yang memiliki dampak dan pengaruh sangat besar bagi perkembangan bangsa Indonesia saat ini.

Awalnya Indonesia adalah negara yang didominasi agama Hindu. Namun, seiring berjalannya waktu, agama Islam saat ini mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia.

Oleh karena itu, untuk mempelajari lebih lanjut terkait agama Islam, berikut kerjaan Islam di Indonesia:

Baca Juga:Apa Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa? Klik di Sini!

1. Kerajaan Samudra Pasai

Kerjaaan ini merupakan kerajaan Islam di Pantai Utara Aceh, tepatnya di Sugai Pasai.

Muara sungai tersebut terletak di kota bernama Samudera yakni jauh dari laut dan Pasai artinya kota pesisir pantai. Bukti sejarah kerajaan ini terlihat pada tulisan di makam Sultan Malik As Saleh dan berita dari Marcopolo dan Ibnu Batutah.

Setelah Marah Silu memeluk Islam, ia mendapat gelar Sultan Malik As Saleh dan wafat kemudian jatuh ke putranya yang bernama Sultan Malik At Thahir.

2. Kerajaan Malaka

Baca Juga:The Surosowan Suguhkan Makanan Khas Kerajaan di Kota Cilegon, Sandiaga Uno: Rabegnya Enak!

Kerajaan Malakan merupakan kerajaan Islam di Indonesia yang berdiri di awal perkembangan Islam.

Kerajaan ini terletak di Semenanjung malaya dengan ibu kota Malaka. Raja pertamanya adalah Iskandar Syah.

Kerajaan ini berkembang pesar dan menjadi kerajaan Islam terbesar di Asia Tenggara.

3. Kerajaan Aceh

Kerajaan ini terletak di Sumatera Utara dengan jalur pelayaran dan perdagangan internasional. Letaknya yang strategis membuat perkembangannya pesat.

Sultan pertama kerajaan ini adalah Sultan Ali Mughayat Syah dan berjaya pada masa Sultan Iskandar Muda.

4. Kerajaan Demak

Kerajaan Islam di Jawa adalah Kerajaan Demak. Letaknya adalah di Bintoro, daerha bawahan Majapahit.

Raja pertamanya yakni Raden Patah yang merupakan keturunan Raja Brawijaya V dan ibunya adalah penganut agama Islam. Setelah Raden Patah, kerajaan Demak dipimpin oleh Pati Unus.

5. Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam terletak di Kotagede atau saat ini adalah Yogyakarta.

Kerajaan ini didirikan oleh Sutawijaya dengan masa kejayaan yang saat itu dpimpin oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo.

Saat itu, Mataram Islam dipertahankan di Jawa hingga dapat mengusir Belanda dari Batavia.

6. Kerajaan Banten

Kerajaan Islam ini terletak di Jawa Barat bagian utara. Kerajaan ini bermula saat Fatahilah berhasil merebut Sunda Kelapa pada tahun 1527 dan kemudian berkembang menjadi pusat perdagangan dan persebaran Islam.

Runtuhnya kerajaan ini adalah saat Sultan Haji berkompromi dengan VOC.

7. Kerajaan Gowa Tallo

Gowa dan Talo adalah kerajaan di Sulawesi Selatan yang saling berhubungan baik.

Kerajaan ini dikenal dengan Kerajaan Makassar yang dipimpin oleh Sultan Aludin, Sultan Hasanuddin, dan Raja Mapasoma.

Kerajaan ini jaya dari sektor perikanan dan kelautan. Akhirnya Makassar menjadi pelabuhan Internasional yang dikunjungi pedagang asing.

8. Kerajaan Ternate dan Tidore

Kerajaan ini terletak di Pulau Halmahera. Tanah maluku yang kerap disebut sebagai The Spicy Island merupakan faktor kuatnya perekonomian dari sektor perdagangan.

Kerajaan Ternate berkembang pesat di tangan Sultan Zainal Abidnin, Sultan Tabariji, Sultan Hairun, dan  Sultan Baabullah.

Demikian penjelasan terkait kerajaan Islam di Indonesia serta pemimpin atau rajanya.

Selanjutnya diketahui bahwa perkembangan Islam di Indonesia berkembang dengan pesat dan melibatkan banyak orang. Semua kerajaan akhirnya runtuh tetapi pengaruhnya masih kuat hingga saat ini.

Kontributor : Annisa Fianni Sisma

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak