SuaraJogja.id - Sebanyak 26 sekolah di Kulon Progo harus menghentikan sementara kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) dalam beberapa hari ke depan. Hal ini menyusul temuan 79 siswa dan tenaga pendidik yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo Baning Rahayujati menuturkan, temuan puluhan kasus positif di lingkungan pendidikan itu berdasarkan hasil test swab PCR acak program surveilans PTM yang sudah dilaksanakan dalam satu bulan terakhir.
"Tentang skrining PTM, sampai dengan hari kemarin sudah dilakukan skrining kepada 32 sekolah, di antaranya 10 dari SMA, 9 SMP dan 13 dari SD," kata Baning saat dikonfirmasi awak media, Jumat (18/2/2022).
Dijelaskan Baning, 32 sekolah yang sudah menjalani skrining tersebut masih separuh dari total target sebanyak 61 sekolah. Dari jumlah separuh sekolah di Bumi Binangun yang sudah menjalani tes acak tercatat ada 1.433 sampel yang sudah diperiksa.
Baca Juga:Pegawai Kelurahan Gedongkiwo Positif Covid-19, Pelayanan Ditutup 5 Hari
"Dari 32 sekolah yang sudah diskrining itu sudah diambil sampel sebanyak 1.433 dengan hasil yang positif 79 atau 6,1 persen," ujarnya.
Baning merinci bahwa tahapan pemeriksaan untuk 10 SMA yang sudah diselesaikan. Hasilnya dari jumlah tersebut ditemukan positivy rate sebanyak 7,06 persen.
Sedangkan untuk 9 SMP yang sudah dilakukan skrining ditemukan positivy rate sebesar 3,4 persen. Lalu untuk SD yang baru dilakukan sebanyak 13 sekolah dari 41 yang ditargetkan dengan hasil sementara positivy rate 7,05 persen.
"Tindaklanjut yang sudah dilakukan adalah enam sekolah itu tetap dilanjutkan PTM, sembilan sekolah dihentikan PTM selama lima hari dimana ini positivy rate adalah kurang dari lima dan 17 sekolah itu dihentikan PTM selama 14 hari. Total ada 26 sekolah yang diminta menghentikan PTM sementara," terangnya.
Ditambahkan Baning, tidak dipungkiri bahwa penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dalam beberapa hari juga berasal dari anak-anak. Sebab memang siswa SD pun juga sudah menjadi sasaran skrining atau tes swab PCR acak.
Baca Juga:Baru Pertengahan Februari, Sleman Makamkan 19 Jenazah dengan Protokol Covid-19
"Sehingga kalau dalam 3 hari terakhir itu kasusnya adalah usia di bawah 12 tahun karena memang di minggu ini sudah masuk sasaran skrining anak SD," tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo Arif Prastowo mengatakan bahwa saat ini PTM di Bumi Binangun diimbau hanya diisi oleh maksimal 20 orang saja di kelas. Hal tersebut diterapkan mengingat kasus Covid-19 yang terus bertambah.
"Jadi memang sekolah wajib memperhatikan beberapa hal. Salah satunya adalah penegasan kembali untuk PTM maksimal setiap kelas hanya 20 anak. Jika lebih dari 20 anak, sekolah harus melaksanakan PTM secara sif," kata Arif.
Arif menuturkan saat ini sekolah-sekolah juga dipersilakan untuk mengatur durasi jam pelajaran. Dengan tentunya mempertimbangkan ketersediaan guru dan kapasitas sekolah masing-masing.
Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir agar guru tidak terlalu lelah akibat mengajar secara dua sif. Selain itu jam pelajaran juga diperbolehkan untuk dipersingkat.
"Nanti bagi sekolah yang mengalami kesulitan dalam melakukan sif harian karena pertimbangan keterbatasan guru dan hal lain, bisa memberlakukan sif berganti hari, 50 persen masuk dan 50 persen belajar dari rumah," pungkasnya.