Rusia Lancarkan Operasi Militer di Ukraina, Ini Dampak Besar Bagi Indonesia

Invasi militer Rusia ke Ukraina secara tidak langsung akan berdampak ke kancah internasional termasuk Indonesia

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 24 Februari 2022 | 15:30 WIB
Rusia Lancarkan Operasi Militer di Ukraina, Ini Dampak Besar Bagi Indonesia
Asap hitam mengepul dari bandara militer di Chuguyev dekat Kharkiv pada Kamis, 24 Februari 2022. Tak lama setelah Presiden Putin mendeklarasikan perang dengan Ukraina. (Foto: AFP)

SuaraJogja.id - Ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina semakin memanas. Bahkan kini Presiden Rusia, Vladimir Putin sudah mengumumkan operasi militer khusus di Ukraina pada Kamis (24/2/2022) waktu setempat.

Di sisi lain, invasi militer oleh Rusia di Ukraina sudah tidak bisa dihindari. Lalu sebenarnya apa dampak yang akan dirasakan negara-negara lain khususnya Indonesia jika ketegangan tersebut tidak kunjung berakhir? 

Pengamat hubungan internasional UGM Riza Noer Arafani menjelaskan sebenarnya konflik antara Rusia dan Ukraina ini sudah diperkirakan sebelumnya. Terlebih dengan keputusan Vladimir Putin untuk melangsungkan operasi militer di sana.

"Sudah ada banyak perkiraan mengenai ini. Walaupun sebetulnya kita masih perlu menunggu seberapa intensitas yang akan dilakukan oleh Rusia," kata Riza saat dihubungi awak media, Kamis (24/2/2022).

Baca Juga:Rusia Targetkan Infrastruktur Militer, Pertahanan Udara, dan Pasukan Udara Ukraina

Sejauh ini, kata Riza dari informasi yang diketahui bahwa Rusia akan menjalankan operasi di bagian timur Ukraina. Belum diketahu juga apakah keputusan nanti akan dilanjutkan untuk operasi ke wilayah-wilayah yang lain.

"Memang saya kira secara historis itu sudah menjadi bagian dari konflik Rusia dan Ukraina selama beberapa dekade ini dan memang belum nampak ada penyelesaian yang menyeluruh. Selain bahwa yang digunakan pihak barat untuk semacam melancarkan upaya propaganda untuk melihat balance of power, keseimbangan kekuatan di wilayah ini untuk mengukur seberapa kekuatan militer Rusia itu," urainya.

"Jadi usaha yang serius untuk dialog, untuk menciptakan perdamaian nampaknya belum membuahkan hasil. Termasuk yang terakhir yang diupayakan oleh Presiden Prancis. Nampaknya tidak terlalu berhasil," sambungnya.

Terkait dampak yang akan dirasakan oleh negara seperti Indonesia, kata Riza, jika diamati secara langsung maka tidak akan banyak berdampak. Dalam artian konflik pertempuran itu hanya akan tetap terlokalisir di sana. 

"Tetapi secara tidak langsung konflik itu bisa menjadi semacam proksi untuk isu-isu non militer yang saya kira dalam 2-3 tahun terakhir ini sudah menjadi masalah yang serius bagi masyarakat internasional," terangnya. 

Baca Juga:Memanas! Ukraina Ungkap 8 Warga Tewas, 9 Terluka Akibat Tembakan Mortir Rusia

Terutama, lanjut Riza ketika berbicara tentang masalah ekonomi dan perdagangan. Episode dari konflik berkepanjangan ini akan semakin menjadikan proses economic recovery dan segala proses yang berkaitan dengan stabilitas perdagangan internasional itu akan terganggu.

Satu hal yang kemudian menjadi dampak nyata dalam waktu dekat adalah lonjakan harga minyak. Indonesia harus bersiap dengan implikasi dari konflik Rusia-Ukraina terlebih pada faktor-faktor non militer seperti itu.

"Jadi itu yang perlu kita antisipasi ya, yang paling immediate ini nanti harga minyak. Harga minyak itu nanti akan terpengaruh dari peristiwa ini dan kita seperti biasanya harus siap-siap dengan implikasinya kepada domestik di Indonesia, menyangkut harga BBM. Karena kita sudah net importer dari BBM itu. Dan saya kira faktor-faktor non militer inilah yang perlu menjadi perhatian negara seperti Indonesia," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini