Serangan Rusia ke Ukraina Disebut Terbesar di Eropa Sejak Perang Dunia II

Rusia memulai invasi ke Ukraina

Galih Priatmojo
Kamis, 24 Februari 2022 | 18:42 WIB
Serangan Rusia ke Ukraina Disebut Terbesar di Eropa Sejak Perang Dunia II
Warga terlihatkan mengibarkan tanda menyerah ke Rusia melalui jembatan di daerah Ukraina (Twitter)

SuaraJogja.id - Rusia melancarkan invasi besar-besaran di Ukrania lewat darat, udara dan laut pada Kamis, serangan terbesar sebuah negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia II.

Kekhawatiran Barat tentang kemungkinan meletusnya perang besar kini menjadi kenyataan.

Rudal-rudal Rusia menghujani kota-kota Ukraina. Ukraina melaporkan iring-iringan pasukan melintasi perbatasannya ke arah timur wilayah Chernihiv, Kharkiv dan Luhansk. Pasukan lainnya tiba dari laut di kota-kota Odessa dan Mariupol di bagian selatan.

Suara-suara ledakan terdengar sebelum dini hari di ibu kota Kiev. Baku tembak terjadi di dekat pelabuhan utama dan suara sirene meraung di kota itu.

Baca Juga:Penjelasan Lengkap Bitcoin, Harganya Runtuh Gegara Konflik Rusia - Ukraina

Seorang warga di kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, kota besar paling dekat dengan perbatasan Rusia, mengatakan jendela-jendela apartemen bergetar akibat rentetan ledakan. Kota itu diselimuti kepanikan ketika orang-orang berusaha menyelamatkan diri, kata dia, yang minta namanya tidak disebutkan.

Presiden Ukraina Vladimir Zelenskiy mengatakan pemimpin Rusia Vladimir Putin ingin menghancurkan negaranya.

"Putin baru saja melancarkan invasi skala besar ke Ukraina. Kota-kota Ukraina yang damai sedang diserang," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter.

"Ini adalah perang agresi. Ukraina akan mempertahankan diri dan akan menang. Dunia dapat dan harus menghentikan Putin. Sekarang waktunya untuk bertindak."

Sedikitnya delapan orang tewas dan sembilan luka-luka oleh tembakan mortir Rusia, seorang penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengatakan.

Baca Juga:Serangan Rusia ke Ukraina Tewaskan Setidaknya 8 Orang, Blok Barat Sibuk Jatuhkan Banyak Sanksi Baru

Putin menyatakan dalam pidato di televisi bahwa dia telah memerintahkan "sebuah operasi militer khusus" untuk melindungi orang-orang, termasuk warga Rusia yang telah menjadi target "genosida" di Ukraina, sebuah tuduhan yang dipandang sejak lama oleh Barat sebagai propaganda absurd.

"Dan untuk itu, kami akan berjuang bagi demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina," kata Putin.

"Rusia tak bisa merasakan ketenteraman, berkembang, dan eksis dengan ancaman terus-menerus yang berasal dari wilayah Ukraina modern… Semua tanggung jawab atas pertumpahan darah akan ada di hati rezim yang berkuasa di Ukraina," katanya.

Ukraina, negara demokrasi berpenduduk 44 juta jiwa dengan rentang sejarah lebih dari 1.000 tahun, secara geografis adalah negara terbesar di Eropa setelah Rusia. Ukraina memilih untuk merdeka dari Rusia menyusul pecahnya Uni Soviet dan mengatakan ingin bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa.

Putin, yang membantah berbulan-bulan bahwa dirinya berencana melakukan invasi, telah menyebut Ukraina sebagai kreasi buatan musuh-musuh Rusia –sebuah karakterisasi yang oleh rakyat Ukraina disebut mengejutkan dan palsu.

Presiden AS Joe Biden mengatakan doanya bersama dengan rakyat Ukraina "saat mereka menderita oleh serangan tanpa provokasi dan tak dapat dibenarkan", seraya menjanjikan sanksi berat sebagai balasan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak