Desak Belanda Setop Perdagangan dengan Rusia, Presiden Ukraina Juga Minta Tambahan Senjata

Namun, perdana menteri Belanda mengatakan, negaranya tidak akan memboikot energi Rusia.

Eleonora PEW
Jum'at, 01 April 2022 | 16:01 WIB
Desak Belanda Setop Perdagangan dengan Rusia, Presiden Ukraina Juga Minta Tambahan Senjata
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara melalui telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Kiev, Ukraina, dalam gambar selebaran yang dirilis pada (29/1/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/HO-Ukrainian Presidential Press Service/aa

SuaraJogja.id - Desakan untuk menghentikan semua perdagangan dengan Rusia disampaikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke Belanda pada Kamis (31/3/2022).

Selain itu, Zelenskyy meminta senjata tambahan bagi negaranya.

Zelenskyy berbicara kepada parlemen Belanda melalui tautan video dan mengatakan bahwa Rusia mendanai perang dari hasil pendapatan migas dan oleh sebab itu Belanda harus menyetop perdagangan dengan Rusia.

Menurut Zelenskyy, Rusia tidak mengobarkan perang yang adil. Ia juga menegaskan bahwa pihak-pihak yang bertanggung jawab akan diseret ke persidangan di Den Haag.

Baca Juga:Masih Perang dengan Ukraina, Putin Tegaskan Belum Waktunya Gencatan Senjata

Namun, perdana menteri Belanda mengatakan, negaranya tidak akan memboikot energi Rusia.

Mark Rutte mengatakan kepada saluran penyiaran umum Belanda NOS bahwa paket sanksi dari mereka terhadap Rusia "belum pernah terjadi sebelumnya."

"Namun penting juga agar kami dapat terus meluluhkan orang-orang kami dan agar industri utama kami terus beroperasi. Belanda berniat untuk tidak bergantung lagi pada gas Rusia segera mungkin, namun mustahil dalam jangka waktu dekat ini. Kami mesti mempertimbangkan semua kepentingan," ucapnya.

Merujuk pada tuntutan Ukraina tentang keanggotaan Uni Eropa jalur cepat, Rutte menyebutnya mustahil.

Perang antara Rusia dan Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari telah menyulut amarah dunia. Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, serta sejumlah negara lainnya menjatuhkan sanksi keuangan yang keras terhadap Moskow.

Baca Juga:Bantu Pengungsi Ukraina, Kim Sejeong Sumbang Rp118 Juta

Sedikitnya 1.232 warga sipil di Ukraina tewas dan 1.935 lainnya terluka, menurut perkiraan PBB, yang mencatat bahwa jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.

Lebih dari empat juta warga Ukraina juga telah menyelamatkan diri ke sejumlah negara Eropa dan jutaan lainnya mengungsi di dalam negeri, kata badan PBB untuk pengungsi. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak