Bantah Tuduhan, Parlemen Rusia Sebut Kasus Bucha Sandiwara Barat

"Situasi di Bucha adalah provokasi untuk mendiskreditkan Rusia," kata Vyacheslav Volodin.

Eleonora PEW
Selasa, 05 April 2022 | 15:38 WIB
Bantah Tuduhan, Parlemen Rusia Sebut Kasus Bucha Sandiwara Barat
Kuburan massal di Ukraina. [Space.com]

SuaraJogja.id - Rusia merasa didiskreditkan oleh Barat. Ketua Duma, majelis rendah parlemen Rusia, Selasa, mengatakan bahwa pembunuhan warga sipil di Kota Bucha, Ukraina merupakan bagian dari tindakan curang Barat dengan tujuan tersebut.

"Situasi di Bucha adalah provokasi untuk mendiskreditkan Rusia," kata Vyacheslav Volodin.

"Washington dan Brussels penulis skenario dan sutradaranya, dan Kiev adalah aktor-aktornya," kata Volodin. "Tidak ada fakta, hanya kebohongan."

Sejak pasukan Rusia ditarik mundur dari kota-kota di sekitar ibu kota Ukraina, Kiev, pekan lalu, tentara Ukraina telah memperlihatkan kepada wartawan mayat-mayat yang mereka sebut sebagai warga sipil yang dibunuh oleh pasukan Rusia, rumah-rumah yang hancur dan mobil-mobil yang dibakar.

Baca Juga:Harga Pupuk Terus Merangkak Naik Imbas Invasi Rusia ke Ukraina, Presiden Jokowi Bakal Batasi Pemberian Subsidi

Rusia membantah semua tuduhan itu.

Wali Kota Bucha pada Minggu mengatakan 300 warganya telah tewas selama kotanya diduduki oleh Rusia.

Di kota yang berjarak hanya 37 km dari ibu kota Kiev itu wartawan Reuters melihat mayat-mayat tergeletak di jalan-jalan. Tangan dan kaki para korban tewas menyembul dari liang kuburan massal yang masih terbuka di halaman sebuah gereja.

Amerika Serikat dan Eropa pada Selasa berencana menjatuhkan sanksi baru kepada Rusia atas pembunuhan warga sipil di Ukraina, sementara Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan jumlah korban yang ditemukan mungkin akan bertambah.

Presiden AS Joe Biden mendesak sebuah pengadilan kejahatan perang terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca Juga:Imbas Perang Ukraina-Rusia, Pemerintah Bakal Batasi Pupuk Subsidi

AS, Jerman dan Prancis juga mengancam Moskow dengan sanksi-sanksi baru. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini