Menteri Perdagangan Berencana Impor Daging Kerbau, Pedagang Pasar Beringharjo: Kalau Dijual di Sini Tidak Laku

Sebelumnya muncul rencana Menteri Perdagangan mengimpor daging kerbau menyusul naiknya harga daging sapi

Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 18 April 2022 | 14:14 WIB
Menteri Perdagangan Berencana Impor Daging Kerbau, Pedagang Pasar Beringharjo: Kalau Dijual di Sini Tidak Laku
Seorang pedagang daging sapi melayani pembeli di Pasar Beringharjo, Kota Jogja, Senin (18/4/2022). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Rencana Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengimpor daging kerbau ke Indonesia mendapat tanggapan dari sejumlah pedagang daging termasuk di Kota Jogja. Impor daging kerbau itu menyusul dengan naiknya harga daging sapi di beberapa wilayah yang mencapai Rp150 ribu per kilogram.

Seorang pedagang daging sapi di Pasar Beringharjo, Kota Jogja, Winarsih (50) berharap agar pemerintah tak melakukan impor daging kerbau apalagi bila dagingnya dalam kondisi beku.

"Kalau sampai diimpor dan dijual di sini tidak akan laku. Kalau pembeli sukanya yang daging segar, jadi tidak perlu sampai impor," kata Winarsih ditemui suarajogja.id di Pasar Beringharjo, Senin (18/4/2022). 

Di sisi lain memasak daging kerbau lebih lama dibanding daging sapi. Selain itu tingkat empuknya daging, masih lebih baik daging sapi. 

Baca Juga:H-1 Puasa Ramadhan, Penjual Daging Segar di Pasar Beringharjo Keluhkan Harga yang Melonjak Tinggi

"Kalau sapi yang lebih empuk, mungkin untuk sebagian orang lain daging kerbau juga enak. Tapi selama saya berjualan, memang warga memilih sapi, seperti membuat rendang pakainya daging sapi," kata dia. 

Winarsih mengatakan bahwa di Jogja sendiri belum terjadi kenaikan harga daging sapi, hingga Senin ini, harga satu kilogram daging sebesar Rp125 ribu. 

"Belum ada kenaikan kalau daging sapi ya. Masih sama sejak awal puasa kemarin Rp125 ribu per kilonya yang kualitas 1," kata dia. 

Winarsih menyetok daging sapi per harinya sekitar 10 kilogram. Jumlah itu sudah terdiri dari gajih, babat dan tulang. 

"Kalau yang dagingnya kulakan sedikit saja, karena pelanggan di pasar ini kan pembeli rumahan, mungkin untuk dimakan satu keluarga saja bukan untuk diperjualbelikan lagi," terangnya yang tiap hari mengambil daging dari Kartasura, Sukoharjo, Jateng. 

Baca Juga:Harga Minyak Goreng di Kisaran Rp20 Ribu per Liter Usai HET Dicabut, Pedagang Pasar Beringharjo: Mahal Kasihan Pembeli

Selama Ramadhan ini, diakuinya pembeli tidak banyak. Sehari lebih kurang dirinya bisa mendapat hasil Rp250-300 ribu. 

Ia tak menampik ketika H-3 lebaran, harga daging sapi akan melonjak tinggi.

"Kalau biasanya paling tinggi itu, Rp160 ribu, tapi itu mendekati lebaran. Karena kan yang membuat rendang juga banyak ya kalau idul fitri," terang dia. 

Seorang pembeli daging sapi asal Sleman, Bobi, mengaku dengan harga Rp125 ribu per kilonya sudah sangat mahal. Namun karena untuk kebutuhan makan selama Ramadhan dirinya tetap membeli. 

"Harga sekarang sudah sangat mahal. Ya ini beli saja untuk buka puasa saja. Harapannya bisa turun nanti, susah juga kalau mahal terus," terang perempuan 68 tahun itu. 

Sementara Kepala Disdag Kota Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono memastikan bahwa untuk harga daging sapi di Jogja belum ada kenaikan. 

"Kalau tadi pagi belum ada yang naik untuk komoditas daging. Bisa nanti di cek di aplikasi JSS," ujar dia. 

Menyusul dengan rencana Mendag, Muhammad Lutfi akan mengimpor daging kerbau beku, Yunianto hanya menunggu kebijakan dari Pemda DIY ketika mendapat jatah daging tersebut. 

"Kami belum dapat kepastiannya. Jadi kalau teknis nanti menunggu dari provinsi dulu," kata Yunianto. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak