SuaraJogja.id - Sebutan kadrun dan kecebong untuk merujuk pada golongan atau kelompok tertentu belakangan ini makin brutal. Susi Pudjiastuti mengaku pernah jadi korbannya. Ia pernah disebut sebagai kadrun PKI.
Pernyataan Susi Pudjiastuti itu mulanya menanggapi kicauan pegiat literasi Maman Suherman yang gelisah soal sebutan Kecebong hingga Kadrun yang kian brutal. Lewat kicauannya di twitter beberapa waktu lalu, pemilik akun @kangmaman1965 tersebut mempertanyakan kenapa orang tertentu kerap melontarkan istilah yang menghinakan tersebut.
"Ada nggak sih untungnya bagi bangsa ini kita saling menghinakan sesama yang berbeda dengan sebutan Kecebong - Kadrun? Kenapa sih ada yang senang banget melontarkan hal itu? Membahagiakan?" cuitnya.
Unggahannya itupun mendapat tanggapan para pengguna twitter termasuk Alissa Wahid hingga mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti yang sempat jadi korban cap kadrun dan kecebong.
Menanggapi keresahan Maman Suherman, Alissa Wahid mengaku pernah jadi korban dicap sebagai kecebong. Tapi ia di kesempatan lain juga pernah dicap sebagai kadrun.
"Saya sudah pernah disebut cebong. Saya juga sudah pernah disebut kadrun oleh pendukung pak Jokowi. eh Sudah pernah semua ding. Disebut kampret juga sudah, BuzzeRp juga sudah,' kicaunya.
Lebih parah dialami oleh Susi Pudjiastuti. Mantan menteri pemerintahan Jokowi yang tersohor lewat jargonnya "Tenggelamkan" tersebut pernah dicap sebagai kadrun PKI.
"Saya pernah disebut kadrun PKI," tulisnya.
Sementara itu Denny Siregar menjelaskan bahwa sebutan kadrun itu adalah caranya untuk memisahkan diri dari orang yang gunakan agama untuk politik mereka.
"Sebutan kadrun itu adalah cara kami untuk pisahkan diri dari orang yang gunakan agama untuk politik mereka. Apa gak gerah waktu mereka selalu klaim kami umat Islam? saya gerah karena merasa terfitnah. Saya bukan mereka. Kadrun = neo khawarij," jelasnya.