SuaraJogja.id - Penjual busana busana muslim di Pasar Beringharjo, Kota Jogja mengeluhkan penjualannya tak terlalu signifikan. Padahal saat ini sudah H-10 Hari Raya Idul Fitri.
Pemilik toko busana muslim Nusukii, Azriel mengatakan, meski pemerintah mengizinkan mudik lebaran tahun ini tetapi daya beli baju muslim agak berkurang. Kendati demikian, bila dibanding dua tahun lalu sama sekali tidak ada pembeli.
"Alhamdulillah di lebaran tahun ini sudah ada peningkatan pengunjung, ada transaksi," ujar Azriel, Sabtu (23/4/2022).
Menurut dia, hingga kini penjualan busana muslim sudah mencapai sekitar 20 persen dibanding lebaran 2021. Jumlah tersebut tergolong kecil.
Baca Juga:Sambut Hari Kartini, Puluhan Buruh Gendong Fashion Show Berkebaya di Pasar Beringharjo
"Karena banyak yang lihat-lihat saja, enggak semaunya belanja kan. Jadi perlu proses agar kembali normal seperti dulu lagi," katanya.
Dalam sehari tokonya mampu menjual kurang lebih 50 potong baju muslim. Adapun pembelinya paling banyak adalah kaum perempuan.
"Di Pasar Beringharjo ini 90 persen pengunjung perempuan maka mereka yang paling banyak cari gamis, blouse, dan tunik," paparnya.
Ketiga jenis baju muslim itu, lanjutnya, penjualannya merata. Untuk harganya sendiri bervariasi mulai dari Rp75.000 sampai Rp400 ribu.
"Yang murah segitu karena tergantung bahan dan modelnya. Saya tetap bersyukur masih ada kesempatan transaksi," katanya.
Ia menyebutkan bahwa prediksi puncak pembelian busana muslim seharusnya sudah bisa dilihat pada minggu-minggu ini. Namun, karena kondisi masih Covid-19 maka belum ada lonjakan pengunjung untuk belanja.
"Misalkan beli ramai-ramai untuk keperluan baju lebaran belum begitu tampak," ujarnya.