Dampak Blokade TPST Piyungan, Sampah Menumpuk di Kota Jogja

"Tumpukan sampah ini sudah ada empat hari di depo," ujar warga sekitar.

Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Selasa, 10 Mei 2022 | 15:51 WIB
Dampak Blokade TPST Piyungan, Sampah Menumpuk di Kota Jogja
Penumpukan sampah di simpang empat Tamansari, Mantrijeron, Kota Jogja, Selasa (10/5/2022). - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Kabupaten Bantul sampai saat ini masih tidak beroperasi lantaran akses jalan menuju ke sana diblokir oleh masyarakat sejak tanggal 8 Mei 2022. Mereka yang menamakan dirinya Aliansi Banyakan Bergerak menuntut TPST Piyungan ditutup secara permanen.

Alasannya, limbah air sampah atau air lindi yang bersumber dari TPST Piyungan. Limbah tersebut selain mencemari air sungai, juga merusak tanaman padi warga. Warga pun tak bisa mengolah air sumur karena air tanah juga terdampak limbah ini.

Diblokirnya jalan ke TPST Piyungan berdampak pada menggunungnya sampah-sampah di Kota Jogja. Di depo sampah Dukuh, Mantrijeron, Kota Jogja ditutup dan warga dilarang membuang sampah karena sudah penuh.

Selain itu, di simpang empat taman sari tampak juga tumpukan sampah. Bahkan tumpukan sampah itu meluber ke jalan raya.

Baca Juga:TPST Piyungan Ditutup Warga, DLH Bantul Tunggu Kebijakan dari DLHK DIY

"Tumpukan sampah ini sudah ada empat hari di depo," ujar warga sekitar, Widodo ditemui SuaraJogja.id, Selasa (10/5/2022).

Menurutnya, fenomena penumpukan sampah selama berhari-hari bukanlah hal baru. Namun, penumpukan ini durasinya dianggap yang terlama.

"Dulu juga pernah menumpuk begini sampahnya, enggak heran lah, tapi ini kok sampai empat hari belum diangkut. Kalau enggak segera diangkut tambah banyak," tuturnya.

Sampah yang menggunung memakan bahu jalan sehingga mengganggu lalu lintas. Seharusnya sampahnya dibawa masuk tapi di dalam baknya juga sudah penuh.

"Truk sampah juga tidak ada yang mengambil karena sudah tahu ada pemblokiran akses TPST Piyungan. Katanya sih besok sudah mulai diangkat truk," ujar dia.

Baca Juga:Dilema TPST Piyungan, Harus Ada Solusi yang Solutif

Widodo menyampaikan, yang membuang sampah di sana bukan hanya warga sekitar. Tapi ada pengguna jalan yang melintas lalu membuang sampah.

"Jadi tidak hanya dari warga sekitar saja yang buang sampah. Ada yang lewat lalu turun langsung buang sampah," imbuhnya.

Harapannya sampah-sampah itu segera diangkut supaya baunya tidak semakin menyengat.

"Baunya sudah sangat mak seng atau nyengat banget. Saya sih sudah biasa tapi kan kasihan yang lain," katanya.

REKOMENDASI

News

Terkini