Antisipasi Penularan PMK, DKPP Bantul Pantau Pasar Hewan Imogiri

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik soal PMK. Sebab, sebenarnya PMK itu bisa disembuhkan dan tidak menular kepada manusia.

Muhammad Ilham Baktora | Rahmat jiwandono
Jum'at, 20 Mei 2022 | 20:15 WIB
Antisipasi Penularan PMK, DKPP Bantul Pantau Pasar Hewan Imogiri
Pasar Hewan di Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul melaksanakan pemantauan ternak di Pasar Hewan, Kapanewon Imogiri, pada Jumat (20/5/2022). Pasar Hewan ini adalah yang terbesar di Kabupaten Bantul dan buka setiap hari pasaran Legi.

Pemantauan dilakukan sebagai upaya pencegahan masuknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak di Bumi Projotamansari.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Bantul, Kusumandari mengatakan bahwa kondisi terkini di Bantul belum ditemukan kasus PMK. Meski begitu, pihaknya terus melakukan pengawasan di lapangan terlebih menjelang Hari Raya Kurban.

"Upaya yang dilakukan sampai saat ini adalah dengan membentuk tim reaksi cepat, Surat Edaran, menyiapkan Satgas yang melibatkan unsur kepolisian, Dinas Perdagangan, Dinas Perhubungan, BPBD, dan Puskeswan di 10 Kapanewon," ungkapnya.

Baca Juga:Belum Terdeteksi, Meranti Tetap Waspada Infeksi PMK Hewan Ternak

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik soal PMK. Sebab, sebenarnya PMK itu bisa disembuhkan dan tidak menular kepada manusia.

"Tapi memang penularannya pada hewan itu cepat, jadi lebih baik dicegah sebelum terinfeksi. Karena itu, masyarakat berhati-hati dan senantiasa menjaga kebersihkan kendang ternak," terangnya.

Menurut dia, jika masyarakat menemui gejala-gejala PMK pada ternak seperti lemah, lesu, timbul lepuh atau sariawan pada rongga mulut dan lidah, timbul lepuh pada puting, air liur yang berlebihan dan berbusa, tidak mampu berdiri dan gejala lainnya, maka masyarakat diimbau untuk segera menlapor pada Puskeswan terdekat atau kantor kepolisian terdekat.

"Agar kemudian dapat dikoordinasikan dan dilakukan tindakan oleh tim teknis," katanya.

Terpisah, Dokter hewan Puskeswan Sanden, Titih Wahyaningtyas menerangkan, langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK melalui daging maka daging tersebut harus dilayukan terlebih dahulu. Ada ambang batas tingkat keasaman atau pH untuk daging.

"[PMK] belum menular [dari hewan] ke manusia, untuk daging harus dilayukan dulu selama 24 jam supaya pH daging di bawah 6. Optimalnya pH daging itu 5,4-5,7, jadi daging yang layak konsumsi di pH-nya bawah 6," kata dia.

Selain bisa menular melalui daging, PMK bisa menular lewat susu. Untuk itu, sebelum minum susu harus dimasak dahulu selama beberapa menit.

"Selama daging dan susu dimasak dengan sempurna maka virus akan mati," ujarnya.

Sebagai informasi, Kabupaten Bantul adalah penyumbang terbesar daging sapi di DIY sebesar 70%. Upaya preventif terus digencarkan dengan edukasi kepada pengusaha ternak terkait PMK dan pencegahannya, serta upaya pembatasan masuknya ternak dari wilayah-wilayah yang sudah terjadi wabah, salah satunya Jawa Timur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak