Bantul Menuju Kota Kreatif Dunia, Produksi Kriya Didorong Bersaing di Level Internasional

Halim menegaskan bahwa keinginan untuk menjadi bagian UCCN bukan untuk gagah-gagahan. Namun, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

Muhammad Ilham Baktora | Rahmat jiwandono
Selasa, 07 Juni 2022 | 17:41 WIB
Bantul Menuju Kota Kreatif Dunia, Produksi Kriya Didorong Bersaing di Level Internasional
Launching Bantul menuju kabupaten kreatif City of Crafts & Folk Art di The Ratan, Sewon, Bantul, Selasa (7/6/2022). (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul membentuk komite ekonomi kreatif (KEK). Ini sebagai tindak lanjut Pemkab Bantul untuk menjadikan wilayahnya bagian dari Jejaring Kota Kreatif Dunia (UNESCO Creative City Network-UCCN).

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyampaikan, KEK berada di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul.

"Kami sudah membentuk KEK yang di bawah koordinasi Bappeda Bantul," ujarnya saat peluncuran Bantul City of Craft dan Folk Art, Selasa (7/6/2022).

Halim menegaskan bahwa keinginan untuk menjadi bagian UCCN bukan untuk gagah-gagahan. Namun, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

Baca Juga:Jokowi Longgarkan Penggunaan Masker di Luar Ruangan, Pemkab Bantul Belum Berani Terapkan

"Tolak ukurnya apa? ya angka kemiskinan dan pengangguran menurun, pendapatan masyarakat meningkat," paparnya.

Cara untuk merealisasikannya yakni potensi-potensi yang selama ini ada di Bumi Projotamansari akan dikuatkan ekosistemnya. Penguatan ekosistem dimulai dari hulu sampai hilir.

"Agar semakin efisien, efektif, dan menghasilkan sinergi agar memiliki daya saing yang kuat di dunia internasional," katanya.

Menurut politisi PKB ini, industri kreatif kriya tersebut sudah ada sejak lama dan sampai saat ini masih eksis. Bahkan meningkat dan diekspor ke beberapa negara.

"Tetapi kami tidak puas dengan itu dan kami ingin ekosistemnya [lebih] kuat," ujarnya.

Karena itu, perlu kolaborasi antar stakeholder mulai dari kampus yang bisa melakukan pengamatan atau penelitian, pelaku usaha yang merasakan pahit getirnya memproduksi produk kriya.

"Mereka [pelaku usaha] yang tahu gimana rasanya dari proses produksi sampai pemasaran mereka," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini