Tidak ada korban jiwa dari warga setempat, namun enam unit motor diketahui terbakar saat peristiwa itu terjadi.
Prasetyo menuturkan, sebelum ruang pertemuan itu dirusak, massa terlebih dahulu mencari-cari keberadaan salah satu nama orang, yang diketahui terkait erat dengan peristiwa rusuh yang terjadi pada Sabtu (2/7/2022).
"Saya tidak menyaksikan [waktu dirusak], tahu-tahu sudah ancur-ancuran," imbuh dia.
Mengetahui kerusuhan yang kembali pecah pada siang hari ini, lelaki 70 tahun ini menyatakan bahwa kerusuhan antarkelompok sudah kerap terjadi di kawasan Babarsari.
Baca Juga:Viral Pengamen Pukul Wisatawan di Jogja Gegara Tak Diberi Uang, Ini Respon Polresta
"Dulu sering gini terus, beberapa kejadian seperti yang lama-lama, kerja saya kan juga membantu kepolisian untuk menciptakan ketentraman di daerah sini," tambah Prasetyo, yang mengaku sudah tinggal di Babarsari sejak 1978 ini.
"Sudah berkali-kali menangani ini. Ini saja sudah agak sepi, biasanya seminggu tiga kali ada darah menetes," terangnya lagi.
Ia mengaku kerap mendampingi mahasiswa, lebih jauh Prasetyo mengatakan, antargenerasi ke generasi, mahasiswa tak memiliki perbedaan karakter yang jauh satu sama lain.
"Karena semuanya itu adek-adek itu didorong oleh minuman. Kalau tidak ada minuman, itu sopan-sopan semua," kata dia.
"Tapi kalau sudah mabuk ya sudah, tidak karu-karuan kalau sudah mabuk," tandasnya.
Baca Juga:Dear Pengendara Mobil, Ini Daftar SPBU di Jogja yang Terapkan MyPertamina
Kontributor : Uli Febriarni