Pandemi Diprediksi Berkepanjangan, Pemerintah Pertimbangkan Vaksin Dosis Empat

Syahril mengatakan, sejumlah pakar epidemiologi memperkirakan status pandemi COVID-19 di dunia akan berlangsung dalam waktu yang cukup panjang.

Eleonora PEW
Jum'at, 22 Juli 2022 | 12:05 WIB
Pandemi Diprediksi Berkepanjangan, Pemerintah Pertimbangkan Vaksin Dosis Empat
Ilustrasi Vaksin COVID - 19. (Pixabay)

SuaraJogja.id - Adanya prediksi pandemi COVID-19 yang berkepanjangan mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan vaksin dosis empat bagi masyarakat. Kabar pertimbangan tersebut diungkapkan Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril.

"Beberapa negara sudah mulai dosis empat (booster) kedua. Perencanaan itu sudah ada pertimbangannya di Indonesia, karena pandemi jangka panjang," kata Mohammad Syahril yang dikonfirmasi via telepon di Jakarta, Jumat.

Syahril mengatakan, sejumlah pakar epidemiologi memperkirakan status pandemi COVID-19 di dunia akan berlangsung dalam waktu yang cukup panjang.

Sementara, para pakar ilmu kesehatan telah menyimpulkan bahwa vaksin COVID-19 dosis lengkap primer serta dosis penguat (booster) sebagai penambah daya tahan tubuh dapat menurun dalam waktu enam bulan.

Baca Juga:Pandemi Covid-19 Berkepanjangan, Pemerintah Mulai Pertimbangkan Vaksin Dosis Keempat

"Masa aktif atau respons vaksin antibodi setelah enam bulan menurun," katanya.

Apabila terjadi pandemi berkepanjangan, kata Syahril, ada kemungkinan rekomendasi dari berbagai pihak untuk penyelenggaraan program vaksinasi booster kedua.

Menurut Syahril, Kemenkes bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) sedang melakukan pembahasan secara intensif berkaitan dengan program vaksinasi dosis keempat untuk masyarakat umum di Indonesia. "Terutama prioritas pada kelompok berisiko tinggi, tenaga kesehatan, usia lanjut, tenaga pelayanan publik, itu semua ada prioritasnya," katanya.

Hal lain yang menjadi pembahasan adalah kemampuan pemerintah dalam penyediaan stok vaksin untuk dosis keempat. "Ada beberapa negara, seperti Indonesia, vaksinasi ketiganya belum terpenuhi," katanya.

Dilansir dari Dashboard Vaksinasi Kementerian Kesehatan RI, vaksinasi penguat di Indonesia baru mencapai 53,89 juta jiwa lebih atau setara 25,88 persen dari target sasaran 208 juta jiwa lebih.

Baca Juga:Pemerintah Pertimbangkan Anak di Bawah Usia 6 Tahun Vaksinasi Lengkap

"Sehingga, saat ini kita masih fokus dulu pada pencapaian vaksinasi dosis lengkap primer dan penguat (dosis ketiga)," katanya.

Dorongan agar pemerintah segera menggelar vaksinasi dosis empat salah satunya dilakukan oleh Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman.

Alasannya, vaksin dosis empat penting untuk beberapa kelompok rentan, mengingat virus corona terus bermutasi dengan cepat. "Meski efektivitas vaksin turun, vaksin tetap dibutuhkan untuk mencegah keparahan saat jatuh sakit karena COVID-19," katanya.

Menurut Dicky, vaksin penguat disebut mampu menekan angka kematian atau mencegah pasien dirawat di ruang ICU rumah sakit. "Ketika virus corona ini dialami orang yang belum divaksinasi penguat bisa berakibat fatal, bahkan meninggal. Jadi, vaksin ini memang ada kelemahan bahwa dia belum bisa mencegah infeksi 100 persen," katanya. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak