Soroti Kalangan Militer Maju di Pilpres 2024, Pengamat: Popularitas dan Kepantasan Jadi Indikatornya

Tokoh militer sebagai presiden karena dianggap sebagai pemimpin yang tegas dan berani.

Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 26 Juli 2022 | 19:20 WIB
Soroti Kalangan Militer Maju di Pilpres 2024, Pengamat: Popularitas dan Kepantasan Jadi Indikatornya
Pengamat politik Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago.

SuaraJogja.id - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan tingkat elektabilitas tokoh militer dalam pemilihan presiden saat ini masih rendah, namun masyarakat masih menjadikannya sebagai calon presiden yang ideal.

"Itu sebuah keniscayaan dalam pemilu kita, sehingga di dalam Voxpol misalnya bahwa calon presiden dari militer-sipil atau sipil-militer itu termasuk calon ideal yang diinginkan masyarakat," ucapnya seperti dikutip dari Antara, Selasa (26/7/2022).

Ia beranggapan masyarakat yang masih mempertimbangkan tokoh militer sebagai presiden karena dianggap sebagai pemimpin yang tegas dan berani.

Namun, katanya, sebagai calon presiden harus mempunyai racikan modal elektoral yang menjanjikan dan harus bisa mempertahankan tren keterpilihan yang positif.

"Nanti bisa dilihat dari trennya apakah stagnan, apakah positif. Selain itu dilihat dari tingkat popularitas, tingkat ketenaran, tingkat kepantasan maupun tingkat keterpilihan. Rumusnya sebagian orang yang kenal, sebagian orang kenal memilih ada juga yg tidak memilih, itu kan racikan elektoral rumusnya seperti itu," ucap Pangi.

CEO dan Founder Voxpol Center Research and Consulting ini juga mengatakan narasi pemikiran dari kalangan militer yang mencalonkan diri menjadi presiden harus cocok dengan kebutuhan masyarakat ke depan, karena tantangannya akan semakin berat dan rumit.

Baca Juga:Militer Myanmar Eksekusi Mati 4 Aktivis Demokrasi, ASEAN Meradang

"Itu sejauh mana kompetensi dan kapasitas narasi pikiran apa yang mereka ingin lakukan, apakah mereka cocok seusai kebutuhan masyarakat Indonesia ke depan. Karena tantangannya dan problematika ke depan tentu lebih berat dan persoalan tentu lebih complicated," jelasnya.

Pangi mengingatkan bila ada calon presiden dari kalangan anggota TNI yang masih aktif, ia menyarankan untuk mundur sebelum masuk ke dalam politik praktis.

"Menurut saya TNI harus kembali ke tujuan awal, tidak bisa masuk ke dalam politik praktis (saat masih aktif). Kalau mereka ingin jadi calon presiden, harus mundur jadi tentara aktif kecuali mereka sudah pensiun," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak