Ada Gap Antara Pendidikan dan Pekerjaan, Kemenaker Siapkan Langkah Ini

Ketidakcocokan atau mismatch antara pendidikan dengan pekerjaan masih menjadi pemicu tingginya angka pengangguran di Indonesia.

Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 16 Agustus 2022 | 11:18 WIB
Ada Gap Antara Pendidikan dan Pekerjaan, Kemenaker Siapkan Langkah Ini
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah bersama Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid dalam acara B20-G20 The Future of Work and Education Task Force di Yogyakarta, Senin (15/8/2022) malam - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyatakan pentingnya kolaborasi yang maksimal antara dunia kerja dan pendidikan, sehingga dapat semakin memangkas gap yang masih lebar antara dua hal krusial tersebut.

Pasalnya, ketidakcocokan atau mismatch antara pendidikan dengan pekerjaan masih menjadi pemicu tingginya angka pengangguran di Indonesia.

Ida menuturkan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mempunyai sejumlah program untuk memangkas gap antara pendidikan dan pekerjaan itu. Salah satu yang terus digaungkan adalah program link and match.

"Pemerintah sudah mengeluarkan Perpres 68 tahun 2022 yang mengurangi miss match itu dan menyinergikan antara pendidikan dan pelatihan vokasi," kata Ida sesuai acara B20-G20 The Future of Work and Education Task Force di Yogyakarta, Senin (15/8/2022) malam.

Baca Juga:3 Sikap Rekan Kerja yang Harus Diberi Jarak, agar Tidak Berefek Negatif!

Ditegaskan Ida, saat ini pekerjaan tidak bisa berdiri sendiri. Tetap diperlukan sinergi kolaborasi yang nyata antara dunia pendidikan dan pelatihan vokasi tadi.

"Jadi kita demand driven ya. Mengikuti kebutuhan pasar kerja melalui, pelatihan dan pendidikan vokasi. Kerja antara pendidikan dan pelatihan vokasi harus kerja yang untuk menjawab adanya miss match tadi," terangnya.

Selain itu Kemenaker juga menyediakan forum komunikasi antara lembaga pelatihan dengan industri. Forum itu yang akan mempertemukan antara kebutuhan industri dengan kebutuhan suplainya.

"Forum ini ada di semua BLK-BLK (Balai Latihan Kerja) baik di pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi maupun kabupaten kota," ucapnya.

Dalam pertemuan B20-G20 ini, Kemenaker turut membahas sejumlah isu. Mulai dari peningkatan kebijakan ketenagakerjaan; kolaborasi sektor swasta, organisasi tenaga kerja dan akademisi; serta mendorong investasi dalam pembangunan ekonomi.

Baca Juga:3 Hal yang Perlu Kamu Pelajari Sebelum Masuk Dunia Kerja, Lebih Bersabar!

Ida turut menyinggung terkait dengan menciptakan proses pemagangan yang berkualitas. Saat ini Indonesia telah berkomitmen untuk memperkuat mempromosikan pemagangan yang berkualitas.

"Pemagangan yang berkualitas dengan orientasi meningkatkan kemampuan kerja dan kesempatan yang memadai. Jadi pemagangan dalam konteks meningkatkan kompetensi ini yang kami terus lakukan," tegasnya.

Senada, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid menuturkan bahwa kolaborasi menjadi hal yang harus dilakukam untuk menghadapi berbagai tantangan ke depan. Termasuk dengan terus membangun sumber daya manusia Indonesia yang mumpuni dan dibutuhkan.

"Indonesia itu mempunyai sumber daya manusia yang skillnya tepat dengan apa yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan ke depan. Nah untuk inilah kolaborasi antara kami dari Kadin, bersama dengan Kemenaker," ujar Arsjad.

Ia menyebut perlunya peran aktif semua pihak termasuk dalam menyediakan pendidik serta infrastruktur yang memadahi standar kompetensi kerja. Termasuk dengan keberlanjutan program-program itu ke depan.

"Dan harapannya ini adalah suatu langkah yang terus dilaksanakan bukan hanya sekali-sekali ini tapi kita terus melakukan suatu proses continuation. Karena ini adalah kolaborasi gotong royong bersama antara pemerintah dan swasta," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak