SuaraJogja.id - Warga Pule Ireng, Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Tepus, Kabupaten Gunungkidul sepanjang Minggu (4/9/2022) malam dan Senin (5/9/2022) kemarin geger. Puluhan orang terpaksa dilarikan ke rumah sakit usai mual, muntah, dan buang air besar tanpa henti.
Rupanya mereka mengalami keracunan makanan yang diduga berasal dari paket sodaqoh makanan dari salah satu warganya. Hingga Selasa (6/9/2022) pagi, sebagian besar dari mereka masih dirawat di rumah sakit.
Widodo (39), warga RT 01 Dusun Pule Ireng, ketika ditemui di Rumah Sakit Multazam, Selasa pagi mengaku tak menyangka jika akan terjadi peristiwa tersebut. Karena awalnya ia hanya mengira jika peristiwa yang menimpa keluarganya hanya masuk angin biasa.
"Ya saya kira hanya masuk angin saja. Dikeroki terus sembuh, lha kok ini enggak, malah tambah parah," tutur Widodo.
WIdodo menuturkan, peristiwa tersebut bermula ketika ada salah satu tetangga mereka yang memberi sodaqoh makanan yang berisi nasi, oseng-oseng tempe dan juga buncis, telur bacem, tahu bacem dan juga ayam goreng. Sedekah makanan tersebut sebenarnya untuk Rasulan atau bersih dusun.
Dusun Pule Ireng sebenarnya akan segera melaksanakan bersih dusun, rencananya akan dilaksanakan tanggal 18 September 2022 mendatang. Namun jika masak bersama-sama pada hari H maka makanan yang dibagikan akan sia-sia karena tidak ada yang memakannya.
"Oleh karena itu, tetangga saya ada yang mendahului memasak dan bagi-bagi makanan ke tetangga yang lain," terang dia.
Minggu (4/9/2022) sore, warga menerima sedekah makanan dari salah seorang warga. Di keluarga WIdodo, mereka baru menyantapnya Minggu malam usai dirinya pulang kerja. Kebetulan saat itu dua orang anaknya yang berumur 3 tahun dan kelas 5 SD tidak bersedia untuk bersantap bersama.
Yang menyantap makanan tersebut hanya mertuanya lelaki, kemudian dirinya dan istrinya. Kala itu, Widodo mengaku hanya menyantap nasi, oseng-oseng dan separuh tahu. Istrinya pun juga menyantap menu yang sama dengan dirinya.
Baca Juga:Puluhan Warga Cirebon Keracunan usai Menyantap Nasi Tumpeng
"Saya hanya makan itu. Dan itupun Ndak banyak, terus dagingnya disimpan oleh mertua rencananya untuk anak-anak, tapi anak-anak tidak ada yang mau memakannya," ujar dia.
Awalnya tidak terjadi sesuatu yang mencurigakan menimpa dirinya. Namun Senin (5/9/2022) dinihari sekira pukul 04.00 WIB, istrinya membangunkan dirinya karena minta dikeroki. Beberapa kali memang istrinya telah keluar masuk ke kamar mandi untuk buang air besar.
Widodo pun kaget dan pusing ketika dibangunkan istrinya. Dia pikir pusing yang terjadi karena kaget dibangunin istrinya. Senin pagi dia sempat mengantarkan anaknya sekolah. Namun sebelum berangkat ke sekolah dia sudah 4 kali buang air besar dan sekali setelah antar anak sekolah.
"Saya masih sempat ke ladang. Di ladang keringat saya keluar semua," ujar dia.
Sejak pagi sebenarnya ia sudah mendesak agar istri bersedia ia bawa ke Puskesmas atau rumah sakit. Namun istrinya tetap bersikukuh hanya masuk angin biasa sehingga tidak bersedia dibawa ke rumah sakit.
Baru saat tengah hari yaitu ketika dirinya pulang dari ladang, ia mendapat kabar jika sudah banyak warga yang dibawa ke rumah sakit. Hampir semua keluhannya sama seperti yang ia rasakan bersama keluarganya.
"Nah baru jam 2 siang itu saya, mertua dan istri dibawa semua ke rumah sakit," ujar dia.
Di rumah sakit sejatinya ketiganya diminta opname dan langsung diinfus. Namun Widodo enggan untuk dipasang infus karena jika semuanya dipasang infus siapa yang akan merawat keluarganya tersebut.
Istri dan mertuanya kini masih dirawat di rumah sakit tersebut. Bahkan mertuanya masih di IGD karena ketiadaan kamar di rumah sakit tempat mereka dirawat. Keduanya belum diperkenankan pulang karena kehabisan cairan.
"Istri dan mertua telat bawanya ke RS. Kalau sejak pagi mungkin tidak lama dirawatnya," ungkap dia.
Sebenarnya sudah sejak Minggu malam warga Pule Ireng dilarikan ke rumah sakit. Namun mereka dilarikan ke rumah sakit secara bergelombang. Minggu malam ada 2 orang dilarikan ke rumah sakit, kemudian Senin pagi 3 orang dan sisanya Senin siang serta sore.
Widodo mengaku tidak mengetahui jenis makanan apa yang menimbulkan keracunan. Karena ada warga yang menyantap jenis yang sama dari makanan yang dibagikan namun ada yang keracunan dan ada yang tetap sehat.
Terpisah, Kepala Puskesmas Tepus 1, Bagus Purboyo membenarkan jika terkait dugaan keracunan tersebut. Setidaknya ada sekitar 19 warga yang harus mendapatkan perawatan karena diduga keracunan makanan.
“Masih diduga keracunan, kepastiannya menunggu hasil hasil pemeriksaan laboratorium sample makanannya. Kami kemarin langsung mengamankan sampel makan tersebut.” terang Bagus.
Dalam musibah tersebut, menurut bagus 10 orang saat ini mendapatkan perawatan di sejumlah rumah sakit, sedangkan 9 orang rawat jalan. 7 orang dirawat di Klinik Multazam, 2 orang dirawat di RS Pelita Husada dan seorang di Puskesmas.
Kontributor : Julianto