SuaraJogja.id - Seorang warganet yang belum diketahui namanya secara pasti viral gara-gara videonya. Pria paruh baya berkacamata ini curhat di dalam mobil, dengan menujukan pesannya itu ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani soal subsidi.
Pria dalam tayangan video tersebut menyebut subsidi tidak membebani APBN. Sebaliknya, kata dia, justru negara yang menjadi beban buat rakyat.
Tayangan video itu diunggah akun Twitter @arwidodo, Senin (12/9/2022) dan sudah diputar hampir 43 ribu lebih dengan mendapatkan ribuan likes.
Akun @arwidodo mencuitkan, "Kira-kira Pak @jokowi dan Bu Sri Mulyani @KemenkeuRI mau mendengarkan ga curhatan warga seperti ini?"
Baca Juga:Cegah Serangan Bjorka, Ditsiber Polri Gabung Timsus Bentukan Presiden Jokowi
Sementara itu, begini curhatan si pria dalam video:
"Subsidi itu tidak membebani APBN. Yang jadi masalah itu, negara itu jadi beban lo buat kami. Dalam keseharian, kami ini hidup seperti sapi perah. Kenapa seperti sapi perah?
Gaji kami kena pajak. Naik Grab juga bayar pajak. Parkir juga kena pajak. Belanja di Indomaret kena pajak. Masuk ke mal belanja kena pajak. Masuk dan nongkrong di cafe kena pajak.
Pembangunan juga tidak ada yang gratis. Buktinya,lewat tol juga bayar dan BPJS juga bayar. Coba Ibu bayangin, pengeluaran kami per bulan sekitar 300 ribu per bulan.
Coba bayangin, 300 ribu per bulan dikali 200 juta penduduk Indonesia. Sudah berapa triliun yang kami setorkan ke negara kepada negara? Belum lagi pajak tahunan seperti pajak bumi dan bangunan
Kami itu seperti sapi perah. Intinya, beban negara menjadi beban buat kami. Bukannya subsidi membebani APBN malah negara menjadi beban buat kami."
Warganet pun tak mau ketinggalan untuk memberi komentar kepada unggahan video tersebut. Beberapa komentar terkesan serius dan ada yang mengundang senyum.
"Pemerintah ini sudah jadi beban rakyatnya..," tulis seorang netizen.
"Tenang saja pak... Sebentar lagi kentut pun kena pajak.." ungkap yang lain.
"Ya pastinya keluhan masyarakat di dengar cuman, ya gitu antri mungkin," tambah seorang warganet lainnya.
Kontributor: Ismoyo Sedjati