8 Dosa PSSI Atas Tragedi Kanjuruhan, Publik: Sudah Waktunya Cuci Kolam

Delapan dosa besar PSSI atas Tragedi Kanjuruhan yang telah menewaskan ratusan korban jiwa itu.

Galih Priatmojo
Selasa, 18 Oktober 2022 | 17:22 WIB
8 Dosa PSSI Atas Tragedi Kanjuruhan, Publik: Sudah Waktunya Cuci Kolam
Empati publik Tragedi Kanjuruhan Malang lewat karangan bunga di Stadion [Foto: ANTARA]

SuaraJogja.id - Tragedi Kanjuruhan telah menyisakan luka kelam dalam diri masyarakat Indonesia. Tercatat setidaknya ada 133 korban jiwa yang nyawanya tak bisa diselamatkan.

Saat ini Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) telah mengirimkan surat kepada Presiden Indonesia, Joko Widodo yang berisi hasil temuan atas penyelidikan Tragedi Kanjuruhan yang dilakukan ke pihak-pihak yang terlibat dalam insiden tersebut.

Dilansir dari akun Instagram @dukungindonesiajuara (18/10/2022) disebutkan setidaknya terdapat 8 dosa besar PSSI atas Tragedi Kanjuruhan yang telah menewaskan ratusan korban jiwa itu.

1. Tidak melakukan sosialisasi/ pelatihan yang memadai tentang regulasi FIFA dan PSSI kepada penyelenggara pertandingan, baik kepada panitia pelaksana, aparat keamanan dan suporter.

Baca Juga:Presiden FIFA Bertemu Jokowi, Transformasi Sepak Bola Indonesia Segera Terwujud

2. Tidak menyiapkan personel match commissioner yang memahami tentang tugas dan tanggungjawabnya, dan sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan, dalam mempersiapkan dan melaksanakan pertandingan sesuai dengan SOP yang berlaku.

3. Tidak mempertimbangkan faktor risiko saat menyusun jadwal kolektif penyelenggaraan Liga-1.

4. Adanya keengganan PSSI untuk bertanggungjawab terhadap berbagai insiden/ musibah dalam penyelenggaraan pertandingan yang tercermin di dalam regulasi PSSI (regulasi keselamatan dan keamanan PSSI 2021) yang membebaskan diri dari tanggung jawab dalam pelaksanaan pertandingan.

5. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan Liga oleh PSSI.

6. Adanya regulasi PSSI yang memiliki potensi conflict of interest di dalam struktur kepengurusan khususnya unsur pimpinan PSSI (Executive Committee) yang diperbolehkan berasal dari pengurus/pemilik klub.

Baca Juga:Bertemu Presiden FIFA, Jokowi Sebut Bakal Runtuhkan Stadion Kanjuruhan

7. Masih adanya praktik-praktik yang tidak memperhatikan faktor kesejahteraan bagi para petugas di lapangan.

8. Tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam pengendalian pertandingan sepak bola Liga Indonesia dan pembinaan klub sepakbola di Indonesia.

Postingan akun Instagram @dukungindonesiajuara sontak mendapat repon dari kalangan netizen Indonesia. Bahkan ada yang menilai jika sudah waktunya untuk melakukan perombakan di tubuh PSSI.

"Sudah waktunya di cuci kolamnya, sudah dapat teguran di mata najwa "PSSI BISA APA" , dan sekarang tragedi kanjuruhan untuk membuka mata mata pengurus di pssi, KATA NYA GAK ADA UANGNYA, TERUS BUAT APA BERTAHAN!!!!" Ungkap salah seorang netizen.

"uporter kita banyak dosa jugak,, mau sampai kapan suport kita mau berubah, negara lain makin berkembang kenpa kita tidak berkembang, kalau bukan suporter yg senior kasih contoh yg bagus kepada generasi muda.. Kejadian kemarin akan muncul lagi 4 sampai 5 tahun kedepan," ujar netizen yang lain.

Kontributor : Moh. Afaf El Kurnia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak