Dinilai Berjalan di Tempat, Tiga Gubernur di Jawa Bakal Lakukan Revitalisasi Kebudayaan Jawa

Kita dinamiskan kembali kebudayaan jawa melalui revitalisasi, reaktualisasikan kembali

Galih Priatmojo
Selasa, 25 Oktober 2022 | 09:45 WIB
Dinilai Berjalan di Tempat, Tiga Gubernur di Jawa Bakal Lakukan Revitalisasi Kebudayaan Jawa
Kepala Disbud DIY Dian Lakshmi Pratiwi menyampaikan paparan tentang kebudayaan Jawa di Yogyakarta, Senin (24/10/2022). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Tiga gubernur di Pulau Jawa, yakni Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa akan melakukan revitalisasi kebudayaan Jawa melalui kongres bersama. Hal ini dilakukan karena kebudayaan Jawa dinilai saat ini statis atau jalan ditempat.

"Kita dinamiskan kembali kebudayaan jawa melalui revitalisasi, reaktualisasikan kembali sehingga kebudayaan jawa menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat," ujar Kepala Dinas Kebudayaan (disbud) DIY Dian Lakshmi Pratiwi di Yogyakarta, Senin (24/10/2022).

Menurut Dian, revitalisasi kebudayaan Jawa mendesak dilakukan mengingat gempuran budaya asing yang masif masuk ke masyarakat. Sementara banyak kebudayaan Jawa yang tak berkembang.

Karenanya tiga daerah di Jawa mencoba mengidentifikasi permasalahan dalam beragam kebudayaan di Jawa. Hasil pemetaan tersebut akan didiskusikan bersama dalam konggres kebudayaan Jawa pada14-17 November 2022 mendatang.

Baca Juga:Ngotot Sebut Hanya Ganjar yang Bisa Meneruskan Presiden Jokowi, Mantan Wali Kota Solo Siap Dipecat dari PDIP

"Masing-masing propinsi kemudian memetakan potensi budaya, termasuk obyek kebudayaan yang kemudian diidentifikasi permasalahan dari obyek-obyek kebudayaan itu," tandasnya.

Dian menambahkan melalui kongres kebudayaan yang melibatkan tiga propinsi di Jawa secara bersama-sama, maka penguatan kebudayaan bisa dilakukan. Bukan dengan cara yang konvensional, cara-cara baru dilakukan untuk membuka wawasan budaya Jawa.

Dengan demikian kecerdasan-kecerdasan kebudayaan Jawa akan muncul. Budaya asing yang masuk pun tak lagi dikhawatirkan karena akan diolah sehingga menjadi budaya baru versi Jawa.

"Budaya di masing-masing propinsi yang lemah dikuatkan melalui kecerdasan sehingga distori jiwa kebudayaan tidak terjadi," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Baca Juga:Elektabilitas Masih Tertinggal, Puan Maharani Diminta Dekati Gen Z dengan Perbanyak Konser K-Pop dan Event Jepang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini