SuaraJogja.id - DPW Partai Keadilan Sosial (PKS) DIY melantik 29 dewan pakar di Yogyakarta, Sabtu (12/11/2022). Dewan pakar yang dilantik terdiri dari berbagai profesi, mulai dari mantan birokrat, ahli keuangan negara, pegiat budaya hingga aktivitis perempuan.
"Jadi dewan pakar ini tempat bergabungnya orang yang ahli di bidangnya untuk ikut berkiprah bersama pks, kita memberi ruang pada masyarakat yang ingin bergabung," ujar Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) PKS DIY, Dwi Budi Utomo, Sabtu Sore.
Menurut Dwi, salah satu tujuan dibentuknya dewan pakar di tubuh partai tersebut untuk menggenjot perolehan suara pada Pemilu 2024 mendatang. Hal ini memungkinkan mengingat orang-orang tersebut memiliki kompetensi di bidangnya masing-masing di masyarakat.
Apalagi PKS mentargetkan bisa meraih 15 persen suara pada Pemilu 2024. Target ini melebihi suara PKS di DIY pada 2019 lalu yang baru mencapai 10,48 persen.
"Ya untuk mendulang suara 2024, target 15 persen berarti sembilan suara, karena saat ini kita baru punya satu wakil di dapil (daerah pemilihan-red) di diy," tandasnya.
Selain juga dewan pakar diharapkan memberikan masukan pada partai, baik kepada struktur terkait kebijakan partai untuk menuju kemenangan pemilu. Juga masukan bagi anggota DPRD dari PKS di DIY.
Masukan dari dewan partai nantinya akan dipilah di tingkat kepengurusan partai. Tak hanya untuk kaderisasi anggota namun juga pembinaan masyarakat.
"Anggota dewan kan kepanjangan tangan dari partai untuk mentekniskan kebijakan partai menjadi kebijakan lapangan di tingkat pemerintahan resmi," ungkapnya.
Dwi menambahkan, sebenarnya DPW PKS DIY sudah pernah memiliki dewan partai sejak menjadi Partai Keadilan. Namun saat itu masih diberi nama Dewan Hikmah.
Saat PKS saat ini gencar mendulang suara, pembentukan dewan partai menjadi bagian dari AD/ART di seluruh daerah. Dewan partai setiap tiga bulan sekali melakukan pertemuan bersama untuk menelorkan gagasan-gagasannya.
"Tapi kan sekarang ada media teknologi seperti grup WA sehingga bisa saling menyampaikan gagasannya. Misalnya ada dewan pakar yang merupakan pengamat media, mereka merekomendasikan memperbanyak medsosnya untuk milenial," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi