SuaraJogja.id - Tim mobil listrik UGM kembali meraih prestasi di tingkat internasional. Mobil listrik buatan mahasiswa UGM, Semar Proto berhasil memecahkan rekor Asia sebagai Mobil Listrik Terhemat dalam Shell Eco-Marathon 2022 di Sirkuit Mandalika, NTB pada 11-15 Oktober 2022 lalu.
Mobil prototype Kelas Battery-Electric mencapai rekor jarak tempuh 587 km/kWh. Capaian itu berhasil memecahkan rekor sebelumnya oleh tim HuaQi EV dari China dengan jarak tempuh 501 km/kWh.
"Kita juara satu untuk yang mobil listrik yang paling hemat dan memecahkan rekor asia yang sebelumnya dipegang cina. Dari 49 tim dari berbagai negara, kami jadi yang terhemat. Tahun 2019 lalu kami juga sempat memecahkan rekor di 397 km/kWh, Ini rekor baru buat kami juga," papar Ketua Umum tim Semar UGM, Abdul Adzim Iftikar Mardiansjah di kampus setempat, Jumat (18/11/2022).
Menurut Adzim, mobil tersebut memiliki koefisien drag 0.11. Selain itu memanfaatkan bahan carbon fiber untuk body mobil.
Dipilihnya bahan tersebut sebagai upaya tim untuk mensiasati bobot kendaraan. Dengan berat total 27 kg, Semar Proto yang dikembangkan sejak 2020 lalu tersebut menjadi mobil berat teringan dari mobil yang pernah mereka kembangkan selama ini. Sebelumnya mobil yang mereka kembangkan masih seberat 30 kg lebih.
"Dengan sumber energi listrik, mobil ini hemat dari segala aspeknya, termasuk komponen, desain dan transmisinya," jelasnya.
Mobil yang menggunakan motor listrik DC berdaya 250 Watt dan tegangan 48 Volt, lanjut Adzim terinspirasi ikan hiu. Ikan ini dikenal memiliki bentuk tubuh yang paling aerodinamis.
"Kalau melihat dari alam, hewan yang paling aerodinamis adalah ikan hiu. Karenanya dari segi desain kami mengambil inspirasi dari ikan ini," jelasnya.
Pembuatan mobil hingga mencapai desain saat ini sudah mencapai lebih dari RP 200 juta. Sebagai prototype, mereka berharap mobil tersebut kedepan bisa dikembangkan menjadi mobil komersil.
"Kalau ada dukungan, kami mau mengembangkan mobil ini jadi komersil," tandasnya.
Baca Juga:Fakta-fakta Ayah Erina Gudono: Kelahiran Semarang Hingga Guru Besar di UGM
Kontributor : Putu Ayu Palupi