Menaker Bicara Soal Ketenagakerjaan di Indonesia, Ini Tantangan dan Peluangnya di Masa Depan

Indonesia sebenarnya masuk dalam masa-masa emas dalam hal ketenagakerjaan.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 23 November 2022 | 11:31 WIB
Menaker Bicara Soal Ketenagakerjaan di Indonesia, Ini Tantangan dan Peluangnya di Masa Depan
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah. [Suarajogja.id / Hiskia Andika Weadcaksana]

SuaraJogja.id - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) membeberkan tantangan sekaligus peluang dalam dunia kerja di masa yang akan datang. Semua pihak perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi itu semua.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah menuturkan bahwa Indonesia sebenarnya masuk dalam masa-masa emas dalam hal ketenagakerjaan. Mengingat adanya bonus demografi penduduk usia produktif yang akan mendominasi hingga 2030-2045 mendatang.

"Kita ini berada dalam masa-masa emas, karena mendapatkan bonus demografi. Kita diberikan jembatan emas untuk sampai 2045. Indonesia satu abad yang diprediksi jadi negara maju di dunia," kata Ida di Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (22/11/2022).

Jika melihat dari jumlah penduduk Indonesia yang masuk dalam kategori usia produktif dari tahun 2025-2030 sendiri mencapai 67 persen. Angka itu sudah separuh dari generasi milenial dan generasi Z yang ada.

Baca Juga:Sebut Masih Banyak Sarjana dan Diploma yang Jadi Pengangguran, Menaker Upayakan Hal Ini

"Jadi kalau dihitung itu separuhnya adalah generasi milenial dan generasi Z. Setiap tahunnya ada angkatan kerja baru yang masuk ke dunia kerja, 3-4 juta," ungkapnya.

Era teknologi dan digitalisasi yang semakin berkembang pesat, ditambahkan Ida, akan membuat ada banyak jenis pekerjaan baru yang muncul. Kondisi itu bisa dianggap sebagai sebuah peluang bagi generasi mendatang.

Namun di sisi lain ada tantangan yang harus dihadapi. Dalam hal ini adalah kesesuaian kompetensi dari masing-masing individu yang akan kemudian mencari pekerjaan itu.

"Tantangannya adalah apakah jenis pekerjaan baru itu sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Sehingga yang perlu disiapkan adalah menyiapkan mereka memiliki kompetensi tertentu sesuai dengan pasar kerja," ujarnya. 

Ida mengatakan bahwa tumbuhnya jenis-jenis pekerjaan baru itu tentu membutuhkan adanya kompetensi baru yang harus dikuasi oleh tenaga kerja. Agar kemudian tidak tertinggal dalam persaingan global. 

Baca Juga:Tes Psikologi: Ingin Tahu Bagaimana Anda Bisa Hidup Bahagia? Pilih Satu Kartu dan Ketahui Jawabannya

Tenaga kerja lantas dituntut untuk menguasai perkembangan teknologi. Namun tenaga kerja juga dituntut untuk tidak melupakan dan harus memiliki softskill yang memadai.

"Jadi kebutuhan jangan dikira kalau eranya sudah kemajuan teknologi, tidak membutuhkan, di era kemajuan teknologi itu softskill justru sangat dibutuhkkan karena hardskill bisa dipenuhi dengan teknologi, softskill tidak bisa, itu datang dari manusia itu sendiri," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini