SuaraJogja.id - Melaksanakan dzikir memberikan manfaat bagi umat muslim. Terdapat beberapa keutamaan dzikir pagi dan waktu terbaik untuk mengamalkan kegiatan dzikir tersebut. Tujuannya agar kegiatan dzikir mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
Membaca dzikir pagi, bisa menjadi awal yang bagus untuk memulai hari. Diharapkan dengan rajin membaca dzikir, maka sepanjang hari itu Allah SWT akan memberikan perlindungan, kemudahan dan rezeki yang berlimpah agar dapat menjalani hidup dengan baik.
Apalagi dalam menjalani hidup, kita tidak tahu kejadian di masa depan sehingga hanya Allah SWT yang bisa membantu kita untuk melindungi diri dari fitnah atau musibah yang bisa terjadi kapan dan dimana saja.
Baca Juga:Urutan Doa Setelah Sholat Fardhu Lengkap Tulisan Latin dan Artinya
Dzikir pagi dilakukan setelah terbit fajar hingga matahari bergeser ke barat atau waktu zawal, sementara dzikir petang dilakukan waktu zawal hingga pertengahan malam.
Imam Nawawi menyebut sejumlah ayat Al-Qur’an yang jadi dasar anjuran dzikir pagi, yaitu Surat Thaha ayat 130, Surat An-Nisa ayat 148, Surat Ghafir ayat 55, An-Nur ayat 36, Al-An‘am ayat 52 dan Surat As-Shad ayat 18.
Berikut kutipan dua ayatnya dalam bahasa Indonesia:
“Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit dan sebelum terbenam matahari,” (Surat Thaha ayat 130).
“Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu pada pagi dan petang,” (Surat Ghafir ayat 55).
Kedua ayat ini menunjukkan anjuran agar manusia berdzikir pada waktu subuh atau pagi hari dan sore hari. Imam An-Nawawi menyebut Sayyidul Istighfar sebagai lafal yang utama dibaca saat pagi hari (subuh) dan petang (magrib).
Berikut bunyi lafal Sayyidul Istighfar seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW dalam riwayat Imam Bukhari:
"Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa‘dika mastatha‘tu. A‘ûdzu bika min syarri mâ shana‘tu. Abû’u laka bini‘matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta."
Artinya, “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.”
Disebutkan di ujung hadits riwayat Imam Bukhari perihal keutamaan Sayyidul Istighfar yang dibaca waktu pagi atau sore, yaitu mereka yang mengamalkan Sayyidul Istighfar kemudian wafat beberapa jam kemudian mendapat 'garansi' surga dari Allah.
(Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], hal. 63).
Adapun dzikir lainnya adalah lafal tasbih yang dipahami secara harfiah dari ayat-ayat di atas. Berikut lafal tasbih yang disebut dalam riwayat hadis pada Shahih Muslim:
"Subhnallhi wa bi hamdih."Artinya, “Mahasuci Allah dengan segala puji bagi-Nya.”
Riwayat hadis pada Sunan Abu Dawud menyebut lafal tasbih seperti di bawah ini:
"Subhnallhil ‘azhmi wa bi hamdih."Artinya, “Mahasuci Allah yang maha agung dengan segala puji bagi-Nya.”
Lafal tasbih yang dianjurkan dibaca 100 kali ini memiliki keutamaan luar biasa. Siapapun yang mengamalkan kelak akan membawa amal terbaik di hari kiamat sebagaimana hadis riwayat Imam Muslim:
“Diriwayatkan kepada kami di Shahih Muslim dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa saja yang membaca ketika pagi dan ketika sore ‘Subhnallhi wa bi hamdih,’ sebanyak 100 kali, niscaya pada hari kiamat tidak ada orang yang lebih baik membawa amal daripadanya selain orang yang mengamalkan seperti apa yang diamalkan olehnya atau bahkan melebihi amalnya,” (Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], hal. 63).
Sebagaimana disebutkan di awal, Imam An-Nawawi mengatakan ada begitu banyak lafal dzikir pagi yang tak mungkin disebut satu per satu.
Semuanya mengandung keutamaan luar biasa dan sebaiknya tak dilewatkan begitu saja. Jadi silakan lakukan dzikir pagi di waktu-waktu terbaik untuk melakukannya.
Kontributor : Dinar Oktarini