Keutamaan Dzikir Pagi dan Waktu Terbaik Mengamalkannya

berikut ini beberapa keutamaan dzikir pagi dan waktu terbaik untuk mengamalkan dzikir pagi tersebut

Galih Priatmojo
Senin, 12 Desember 2022 | 16:32 WIB
Keutamaan Dzikir Pagi dan Waktu Terbaik Mengamalkannya
Doa Dzikir. (Pexels/ Michael Burrows)

SuaraJogja.id - Melaksanakan dzikir memberikan manfaat bagi umat muslim. Terdapat beberapa keutamaan dzikir pagi dan waktu terbaik untuk mengamalkan kegiatan dzikir tersebut. Tujuannya agar kegiatan dzikir mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. 

Membaca dzikir pagi, bisa menjadi awal yang bagus untuk memulai hari. Diharapkan dengan rajin membaca dzikir, maka sepanjang hari itu Allah SWT akan memberikan perlindungan, kemudahan dan rezeki yang berlimpah agar dapat menjalani hidup dengan baik. 

Apalagi dalam menjalani hidup, kita tidak tahu kejadian di masa depan sehingga hanya Allah SWT yang bisa membantu kita untuk melindungi diri dari fitnah atau musibah yang bisa terjadi kapan dan dimana saja. 

Keutamaan Dzikir Pagi 

Baca Juga:Urutan Doa Setelah Sholat Fardhu Lengkap Tulisan Latin dan Artinya

Dzikir pagi dilakukan setelah terbit fajar hingga matahari bergeser ke barat atau waktu zawal, sementara dzikir petang dilakukan waktu zawal hingga pertengahan malam. 

Imam Nawawi menyebut sejumlah ayat Al-Qur’an yang jadi dasar anjuran dzikir pagi, yaitu Surat Thaha ayat 130, Surat An-Nisa ayat 148, Surat Ghafir ayat 55, An-Nur ayat 36, Al-An‘am ayat 52 dan Surat As-Shad ayat 18.

Berikut kutipan dua ayatnya dalam bahasa Indonesia:

“Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit dan sebelum terbenam matahari,” (Surat Thaha ayat 130). 

“Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu pada pagi dan petang,” (Surat Ghafir ayat 55). 

Baca Juga:Bacaan Doa Setelah Sholat Fardhu: Istighfar, Dzikir Mohon Ampunan, Perlindungan dan Pujian kepada Allah SWT

Kedua ayat ini menunjukkan anjuran agar manusia berdzikir pada waktu subuh atau pagi hari dan sore hari. Imam An-Nawawi menyebut Sayyidul Istighfar sebagai lafal yang utama dibaca saat pagi hari (subuh) dan petang (magrib). 

Berikut bunyi lafal Sayyidul Istighfar seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW dalam riwayat Imam Bukhari:

"Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa‘dika mastatha‘tu. A‘ûdzu bika min syarri mâ shana‘tu. Abû’u laka bini‘matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta." 

Artinya, “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.” 

Disebutkan di ujung hadits riwayat Imam Bukhari perihal keutamaan Sayyidul Istighfar yang dibaca waktu pagi atau sore, yaitu mereka yang mengamalkan Sayyidul Istighfar kemudian wafat beberapa jam kemudian mendapat 'garansi' surga dari Allah.

 (Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], hal. 63). 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini