Berikut bunyi lafal Sayyidul Istighfar seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW dalam riwayat Imam Bukhari:
"Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa‘dika mastatha‘tu. A‘ûdzu bika min syarri mâ shana‘tu. Abû’u laka bini‘matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta."
Artinya, “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.”
Disebutkan di ujung hadits riwayat Imam Bukhari perihal keutamaan Sayyidul Istighfar yang dibaca waktu pagi atau sore, yaitu mereka yang mengamalkan Sayyidul Istighfar kemudian wafat beberapa jam kemudian mendapat 'garansi' surga dari Allah.
Baca Juga:Urutan Doa Setelah Sholat Fardhu Lengkap Tulisan Latin dan Artinya
(Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], hal. 63).
Adapun dzikir lainnya adalah lafal tasbih yang dipahami secara harfiah dari ayat-ayat di atas. Berikut lafal tasbih yang disebut dalam riwayat hadis pada Shahih Muslim:
"Subhnallhi wa bi hamdih."Artinya, “Mahasuci Allah dengan segala puji bagi-Nya.”
Riwayat hadis pada Sunan Abu Dawud menyebut lafal tasbih seperti di bawah ini:
"Subhnallhil ‘azhmi wa bi hamdih."Artinya, “Mahasuci Allah yang maha agung dengan segala puji bagi-Nya.”
Lafal tasbih yang dianjurkan dibaca 100 kali ini memiliki keutamaan luar biasa. Siapapun yang mengamalkan kelak akan membawa amal terbaik di hari kiamat sebagaimana hadis riwayat Imam Muslim: