SuaraJogja.id - Kebakaran hebat melanda sebuah pabrik BH yang berada di Dusun Jonggrangan RT 05 Kalurahan Bantul Kapanewon Bantul, Sabtu (31/12/2022) siang. Belasan mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk menjinakkan si jago merah.
Kepulan asap membumbung tinggi dari kebakaran pabrik BH yang berada di barat Masjid Agung Bantul ini terlihat bahkan sampai ke Fly Over Janti dan juga sampai Parangtritis. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini meskipun ada korban luka.
Warga Jonggrangan, Kuswandi menuturkan sekira pukul 09.30 WIB, dirinya tengah bersih-bersih halaman rumah. Saat itu ia dan beberapa tetangganya melihat ada kepulan asap tebal melintas di atas kampung mereka. Karena penasaran maka, dia bersama warga yang lain mencari sumber asap pekat tersebut.
"Saya sampai manjat pohon. Dan baru tahu kalau asap itu dari lantai 2 bagian belakang pabrik Bra ini,"ujar lelaki yang menjabat Ulu-Ulu Kalurahan Bantul ini, Sabtu.
Baca Juga:Cocok untuk Rayakan Tahun Baru 2023, Ini Tempat Makan Estetik di Bantul
Karena sudah memastikan kebakaran, akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi markas Pemadam Kebakaran Bantul. Sesaat kemudian, dua unit mobil pemadam kebakaran meluncur ke lokasi kejadian.
Saat itu kondisi masih sepi, dia bersama beberapa warga yang lain juga turut masuk ke dalam area pabrik. Saat itu terlihat di dalam asap pekat terutama di lantai dua terus bertambah. Ia melihat ada karyawan yang berusaha memadamkan api menggunakan Avar namun tidak masuk ke dalam ruangan yang terbakar.
Petugas pemadan kebakaran nampaknya kesulitan untuk menguasai api. Sehingga mereka memutuskan untuk menghubungi armada tambahan lainnya. Kemudian belasan armada menyusul memadamkan api.
Suasana di lokasi kejadian sendiri sangat ramai karena masyarakat banyak yang menyaksikan. Belasan kali mobil truk tangki wira-wiri memasok air ke dalam kawasan pabrik yang memadamkan api.
"Tadi memang apinya besar karena yang terbakar bahan yang mudah terbakar dan jumlahnya banyak,"kata dia.
Dia melihat tak hanya mobil pemadam kebakaran dari Bantul saja yang dikerahkan namun juga ada yang berasal dari Kota Yogyakarta, Sleman ataupun Kulonprogo bahkan UGM. Mereka silih berganti masuk ke dalam area pabrik karena di dalam pabrik ruangan terbatas.