SuaraJogja.id - Sebuah pesan berantai beredar di kalangan pengguna aplikasi WhatsApp di Kabupaten Sleman, pada Selasa (31/1/2023) siang. Beredarnya pesan itu selanjutnya mendorong Dinas Pendidikan setempat ikut angkat bicara.
Pesan yang juga diterima oleh Suara.com berbunyi sebagai berikut:
Salam sehat penuh semangat
Memberitahukan :
1. Anak-anak *pulang jam 12.30 wib*, mohon dijemput tepat waktu. Maaf sekali jika pengumumannya mendadak pagi ini.
Baca Juga:Gratis, Link Nonton BRI Liga 1 Hari Ini Barito Putera vs PSS Sleman
2. Kami mendapat kabar dr SDN Tajem kalau ada 3 siswa mereka hampir saja menjadi korban penculikan, bahkan leher dari 2 siswanya telah diberi tanda. Untungnya anak ketiga sigap dan langsung mengajak temannya lari.
Kami sdh share hal ini ke anak-anak juga. Mari kita waspada dan menjaga anak-anak kita.
Demikian info pagi ini. Terima kasih perhatiannya
Kala dimintai konfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan Sleman Ery Widaryana mengaku masih belum menerima laporan. Mendengar adanya pesan berantai tersebut, ia langsung bergegas meminta keterangan kepada Kepala Bidang terkait dan sekolah yang namanya disebut dalam pesan.
Namun demikian sementara ini tidak ada laporan masuk ke Dinas, perihal fenomena seperti tertulis dalam pesan.
"Kami sampaikan ke seluruh bidang teknis untuk beri imbauan ke sekolah terkait maraknya isu itu. Untuk sekolah, lebih hati-hati dalam membimbing mengawasi siswa-siswinya dan diefektifkan lagi komunikasi dengan orang tua terkait kedatangan dan kepulangan anak," pinta Ery.
Baca Juga:Jadwal Siaran Langsung BRI Liga 1: Barito Putera vs PSS Sleman, PSIS vs Persib Bandung
"Kami sudah minta dikomunikasiakan agar lebih hati-hati. Tapi kalau laporan terkait masalah penculikan atau percobaan sampai saat ini belum ada," sebutnya.
Selama ini, Disdik terus menyampaikan dan mengomunikasikan perihal teknis pengantaran dan penjemputan anak, kepada sekolah dan wali siswa yang anaknya berusia Taman Kanak-kanak atau Sekolah Dasar 'kelas bawah' (di bawah kelas VI), lanjutnya.
"Yang biasanya diantar-jemput, anak itu harus diawasi betul. Sebelum penjemputnya itu datang, harus diawasi di sekolah tidak boleh keluar," sebutnya.
"Kami mengimbau untuk lebih mengefektifkan komunikasi dengan orang tua terkait kedatangan kedatangan dan kepulangan anak. Jadi sekolah punya strategi sendiri," tandasnya.
Kontributor : Uli Febriarni