SuaraJogja.id - Pemimpin Pondok Pesantren (Ponpes) Waria Al-Fatah Yogyakarta, Shinta Ratri, meninggal pada Rabu (1/2/2023) pagi. Meskipun telah tutup usia masih ada peninggalannya yang diharapkan bisa membantu para waria ke depan.
Salah satunya koperasi yang belum lama ini diresmikan. Kerabat sekaligus Pendeta GBI Jalan Terang Kasih Tuhan, Ratna Setyaningsih mengatakan koperasi itu diberi nama Koperasi Al Fatah Mukhti Sejahtera Yogyakarta.
"Ya salah satu warisan yang dia (Shinta) tinggalkan kemarin kan tentang membuka koperasi. Dengan tujuan supaya ada peningkatakan kesejahteraan untuk kawan-kawan waria. Sehingga nanti ada usaha, simpan pinjam lunak, dan lainnya," ujar Ratna ditemui di rumah duka, Rabu (1/2/2023).
Disampaikan Ratna, koperasi tersebut baru saja diresmikan pada 10 hari lalu. Setidaknya sudah ada sekitar 20 orang waria yang terdaftar sebagai anggota.
Baca Juga:Fakta Perjuangan Shinta Ratri, Pendiri Pesantren Waria Al-Fatah yang telah Berpulang
"Koperasi di ponpes, yang saya tahu, kan kawan-kawan waria ada yang usaha katering, salon, ada yang jual pulsa, kompor gas, kalau enggak salah anggota 18-20 orang," terangnya.
Ia menuturkan bahwa pendirian koperasi itu berangkat dari kondisi pandemi Covid-19 dua tahun terakhir. Saat itu Shinta melihat banyak kawan-kawan waria yang kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.
"Yang jelas titik awal itu pandemi, ketika mereka yang di jalanan tidak bisa ngamen, mereka yang jualan tidak ada pemasukan sama sekali sedangkan kehidupan terus berjalan, dan tidak selamanya bantuan itu akan terus datang," ujarnya.
Belum lagi dengan stigma kepada para transpuan yang masih melekat di masyarakat.
"Selama ini stigma itu yang sering membuat mereka (para waria) tidak bisa nyaman. Kadang di tempat ibadah aja juga ada diskriminasi," imbuhnya.
Baca Juga:Profil Shinta Ratri, Alami Jatuh Bangun Mendirikan Ponpes Waria Sebelum Meninggal
Diharapkan ke depan koperasi itu dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk peningkatan kesejahteraan para waria.
Sebelumnya diberitakan Shinta Ratri meninggal dunia akibat serangan jantung saat dirawat di RSUD Kota Yogyakarta pada Rabu (1/2/2023) sekitar pukul 05.00 WIB pagi tadi. Shinta wafat diusia 60 tahun.
Diketahui bahwa semasa hidupnya Shinta dikenal sebagai sosok yang memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM) khususnya hak-hak kelompok transpuan alias waria, sama seperti dirinya.
Dia aktif bergerak di komunitas yang memberdayakan orang-orang sepertinya agar tetap bisa mandiri walau dipandang miring oleh para tetangganya. Shinta merupakan ketua Ikatan Waria Yogyakarta (IWAYO).
Meski kerap dianggap menyimpang, Shinta tak melupakan kewajibannya terhadap Tuhan. Dia bahkan mendirikan Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta sebagai tempat bernaung para transpuan yang sedang mencari Tuhan.