Berkaca pada Gempa Turki, Pakar UGM Beberkan Mitigasi yang Harus Diperhatikan di Indonesia

Dosen Geologi UGM, Wahyu Wilopo, menyebut bahwa magnitude gempa Turki yang cukup besar.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 13 Februari 2023 | 13:37 WIB
Berkaca pada Gempa Turki, Pakar UGM Beberkan Mitigasi yang Harus Diperhatikan di Indonesia
Tim penyelamat mencari korban dan penyintas di tengah reruntuhan bangunan akibat gempa bumi di Adana, Turki, Senin (6/2/2023). [Can EROK / AFP]


Namun, kejadian gempa yang lebih dari sekali tadi dengan kekuatan cukup besar membuat dampaknya lebih parah pula. Sehingga reruntuhan bangunan-bangunan itu hampir tak terhindarkan.


"Sebagian besar tipikal bangunan di Turki dibangun bertingkat bukan satu lantai. Sehingga lebih rentan runtuh dan menimbulkan banyak korban," jelasnya.


Peristiwa bencana alam memilukan di Turki dan Suriah itu sudah seharusnya menjadi pelajaran tersendiri bagi Indonesia. Mengingat Indonesia juga cukup sering dilanda kejadian gempa bumi.


Salah satu kewaspadaan yang harus dilakukan adalah dengan membangun bangunan yang tahan terhadap gempa. Ia mencontohkan, salah satu bangunan tahan gempa yang sederhana adalah RISBA yang dikembangkan di Teknik Sipil dan Lingkungan UGM.

Baca Juga:CEK FAKTA Pembangkit Tenaga Nuklir Milik Turki Meledak Akibat Gempa


Tidak hanya itu saja, ia mengimbau, masyarakat harus memiliki rencana evakuasi mandiri bila terjadi gempa. Termasuk dengan mengenali tempat-tempat berlindung atau jalur evakuasi untuk menuju tempat aman. 


Hal lain yang tidak kalah penting yaitu melakukan pemetaan sesar-sesar aktif sebagai pemicu terjadinya gempa bumi. Pemetaan itu perlu dilakukan lebih detail untuk menginventarisasi daerah mana saja yang berpotensi terjadi gempa bumi. 


"Sebab, pengembangan wilayah juga harus mengacu pada informasi bencana salah satunya gempa bumi, dimana harus ada rekomendasi kekuatan bangunan yang sesuai dengan ancaman gempanya," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak